Selasa, 06 Oktober 2009

Januari-Oktober, Gizi Buruk 35 Kasus

Kota Bima, Bimeks.-
Ironis! Saat Pemerintah Kota (Pemkot) Bima gencar menyatakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat, namun sisi lain penderita gizi buruk (GB) merangkak naik. Terakhir, berdasarkan data Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Asakota, sejak awal Januari 2009 hingga awal Oktober ini penderita GB tercatat sebanyak 35 orang yang tersebar pada berbagai kelurahan.
Koordinator Gizi Puskesmas Asakota, Rosdiana, BSc, mengungkapkan, berdasarkan data Puskesmas setempat, penderita GB itu nyaris merata hampir di setiap kelurahan, Diantaranya 18 orang dari Kelurahan Jatibaru, tiga orang di Kelurahan Melayu, empat di Kelurahan Kolo, dan 10 dari Kelurahan Jatiwangi.
“Angka tersebut hanya penderita gizi buruk yang pernah dirawat di sini, belum termasuk kemungkinan di luar itu yang memang tidak pernah dirawat di sini,” ujar Rosdiana kepada wartawan di Ranggo, Selasa (7/10).
Diakuinya, ironisnya meskipun kasus itu mencuat dan sempat menggemparkan Puskesmas itu, intervensi atau perhatian pemerintah daerah nyaris tidak ada. Terakhir, bantuan makanan pendamping berupa susu SGM 2 dan SGM 3 hanya disalurkan pemerintah Provinsi NTB. Padahal, penderita gizi buruk sangat membutuhkan makanan bergizi seperti Modisco.
“Kalau pengawasan dan pemantauan gizi buruk tetap kita lakukan secara rutin, tapi kita sebatas memantau karena penanganannya perlu perhatian dari pemerintah. Sementara saat ini perhatian atau bantuan itu hampir tidak ada,” ujar Rosdiana.
Dikatakannya, secara umum, GB disebabkan multifaktor, seperti kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan. Namun, utamanya karena masalah ekonomi, pendidikan dan sejumlah faktor sosial lainnya seperti menurunnya ketahanan pangan. Sejumlah penyebab itu bisa diatasi jika ada intervensi atau penanganan dan kesadaran masyarakat.
“Selama ini banyak masyarakat yang salah paham terhadap masalah gizi, seperti ketika baru lahir, bayi harus dikasih ASI ekslusif yang tidak disertai makanan lainnya, benar-benar hanya ASI saja. Tapi itu semua muaranya juga pengaruh pemahaman karena kembalinya pada faktor ekonomi,” ujarnya.
Sebelumnya, beberapa minggu lalu RSUD Bima juga tercatat merawat pasien Gizi Kurang (GK) asal Kelurahan Rabadompu. Sama seperti penderita GK lainnya, kondisi pasien itu tampak memrihatinkan. Bagian badannya dan mukanya nyaris tidak dibungkus daging, hanya tulang lebih mendominasi. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar