Rabu, 07 Oktober 2009

Versi Dikes: GB sejak 2006 hanya 35 Orang

Kota Bima, Bimeks.-
Berbeda dengan data rekam medik Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Asakota, Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima mencatat penderita Gizi Buruk (GB) hanya 35 orang dari seluruh wilayah di Kota Bima. Jumlah menurut versi Dikes itu pun diakui merupakan akumulasi dari penderita GB sejak tahun 2006 lalu.
Namun, ada sedikit kejanggalan dari penjelasan itu. Kepala Seksi (Kasi) Gizi Dikes Kota Bima, Asmi, SKM, kepada wartawan awalnya, mengaku kasus GB di Kota Bima hanya 31 penderita, angka itu akumulasi sebelum tahun tahun 2009. Belakangan setelah sejumlah wartawan mengecek catatan data GB di ruangan itu, diakuinya, penderita GB di seluruh wilayah Kota Bima sebanyak 35 orang.
“Jumlah penderita 35 GB yang disampaikan Puskesmas Asakota itu merupakan jumlah keseluruhan di Kota Bima,” katanya kepada wartawan di Dikes, Rabu (7/10).
Menurut Asmi, sebagian besar penderita GB itu, saat ini kondisinya sudah berangsur pulih atau masuk ke fase Gizi Kurang (GK). “Ndak semuanya yang tercatat itu gizi buruk, tapi sudah ada yang kembali normal atau hanya status gizi kurang kasus GB hampir merata di seluruh wilayah di Kota Bima,” katanya.
Diakuinya, intervensi atau penanganan pemerintah daerah terhadap penyakit itu masih sangat kurang. Hal itu dilihat dari jumlah anggaran penanganan dengan rasio jumlah penderita penyakit itu. Khusus tahun 2009, Pemkot Bima hanya mengalokasikan dana Rp40 juta. Padahal, jumlah penderita GB terus merangkak naik. “Anggarannya sangat kurang belum mampu memenuhi aneka kebutuhan gizi penderita sementara jumlah GB cukup banyak,” katanya.
Menurutnya, secara umum, fenomena GB disebabkan sejumlah faktor, utamanya masalah ekonomi, pendidikan dan pemahaman masyarakat terhadap asupan gizi anaknya. “Selama ini masyarakat banyak yang salah berasumsi tentang ASI eksklusif, mereka ada yang memberikan juga makanan pendamping saat anaknya baru lahir,” katanya.
Sebelumnya, Rabu (7/10), Koordinator gizi Puskesmas Asakota, Rosdiana, BSc, mengungkapkan, berdasarkan rekam medik Puskesmas Asakota setempat, sejak awal Januari 2009 hingga Oktober 2009, jumlah penderita GB mencapai 35 orang, menyebar hampir di setiap kelurahan.
Penderita GB itu nyaris merata hampir di setiap kelurahan. Diantaranya 18 orang dari Kelurahan Jatibaru, 3 orang di Kelurahan Melayu, 4 di Kelurahan Kolo, dan 10 dari Kelurahan Jatiwangi. “Angka tersebut hanya penderita gizi buruk yang pernah dirawat di sini, belum termasuk kemungkinan di luar itu yang memang tidak pernah dirawat di sini,” ujar Rosdiana kepada wartawan di Ranggo, Selasa (7/10).
Diakuinya, meskipun kasus itu mencuat dan sempat menggemparkan Puskesmas itu, intervensi atau perhatian pemerintah daerah nyaris tidak ada. Terakhir, bantuan makanan pendamping berupa susu SGM 2 dan SGM 3 hanya disalurkan Provinsi NTB. Padahal, penderita gizi buruk sangat membutuhkan makanan bergizi seperti Modisco. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar