Kota Bima, Bimeks.-
Wilayah Bima dinilai bukan menjadi target atau sasaran bagi teroris. Mereka umumnya cenderung tidak ingin jauh dari sasaran atau target yang diinginkannya.
Hal itu dikatakan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Bima, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yuyan Priatmaja, SIK, Senin (27/7).
Meski demikian, kata Yuyan, operasi tersembunyi tetap dilakukan, karena bisa menjadi mereka merekrut ‘calon pengantin’ istilah bagi pelaku bom bunuh diri. “Bima bukan menjadi lokasi untuk pelarian atau persembunyian sementara teroris,” katanya kepada Bimeks saat dihubungi di Kelurahan Tanjung Kota Bima.
Pasalnya, jika memilih sembunyi di Bima, maka komunikasi akan sulit. Selain itu, Bima sangat jauh, sedangkan teroris membutuhkan mobilisasi yang cepat.
Para teroris diperkirakannnya tidak akan jauh dari Jawa. Paling tidak mereka akan memilih Sumatera sebagai tempat pelarian dan persembunyian, termasuk membangun kekuatan.
Lalu, bagaimana pengamanan yang dilakukan pada tempat-tempat strategis di Bima? Yuyan mengaku tetap operasi oleh personel, namun dilakukan secara rahasia atau tersembunyi.
Pantauan Bimeks, Minggu (26/7) di pelabuhan Bima, tidak terlihat ada razia saat kapal penumpang KM Tilongkabila merapat. Aparat tak terlihat mencolok diantara kerumunan massa di areal pelabuhan Bima. Suasana biasa saja.
Padahal, pada sejumlah daerah lain, seperti yang terihat dalam siaran televisi, operasi di Bandara dan pelabuhan laut kerap dilakukan dengan ketat.
Seperti diketahui, pascameledaknya dua hotel di Jakarta, JW Marriot dan Ritz Calrton, pengawasan dan pengamanan lokasi-lokasi strategis pada berbagai daerah di Indonesia dilakukan. Aparat tak ingin kecolongan lagi dengan kasus pada Jumat, 17 Juli itu. (BE.16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar