Rabu, 16 September 2009

Harga Sembako Relatif Stabil

Kota Bima, Bimeks.-
Harga sembilan bahan pokok (Sembako) pada sejumlah daerah di Indonesia cenderung naik menjelang Idul Fitri 1430 Hijriyah. Hal yang sama tidak terjadi di Kota Bima. Saat ini, harga Sembako khususnya di pasar raya Bima masih stabil.
Seperti untuk harga beras super jenis C4 masih dijual Rp5 ribu/kg, harga minyak goreng Rp12 ribu/liter, minyak tanah stabil pada harga Rp3.000/liter, telur Rp900/butir. Kenaikan harga hanya terjadi pada komoditi jenis bawang putih, naik dari Rp7 ribu/kg menjadi Rp12 ribu.
Gula pasir Gulaku Rp12 ribu/kg, gula biasa bertahan pada harga Rp 11.000/kg. Sebelumnya, kenaikan juga terjadi pada harga daging ayam dari sebelumnya Rp28 ribu/kg naik menjadi Rp30 ribu/kg.
Minyak goreng Bimoli 620 ml masih Rp9.500/botol, harga bawang merah stabil Rp5.000/kg, daging sapi juga masih stabil pada harga Rp 60.000/kg.
Pedagang bakulan pasar raya Bima, Ahmad Karo menuturkan, secara umum, khusus kenaikan harga gula pasir itu terjadi akibat kurangnya pasokan ‘si manis’ itu dan kurang bahan baku gula. Meski ada sebagian yang sempat naik, diakuinya harga sembako di pasar raya Bima saat ini tidak ada yang naik, malah stabil kendati di sejumlah daerah lain berbanding terbalik.
“Rata-rata harga sembako stabil kami jual dengan harga normal karena memang tidak ada kenaikan dari tingkat distributor, yang sempat naik beberapa waktu lalu harga gula,” ujar Ahmad Karo di pasar Raya Bima, Senin (14/9).
Diakui sejumlah pedagang lain, stabilnya harga sembako khusus jenis komoditi juga dipengaruhi upaya penekanan dari pemerintah dan musim panen, seperti untuk harga beras dan komoditi sayur-mayur.
Sebagin besar pedagang mengakui memasuki bulan Ramadan, pengunjung pasar Ramadan mengalami penurunan dari jumlah sebelumnya. Hal itu dilihat dari pendapatan para pedagang yang semakin sedikit.
Marmah, pedagang daging sapi, misalnya mengeluhkan penjualan daging sepi pembeli. Biasanya sebelum Ramadan daging sapi laku puluhan kilogram setiap hari, sekarang hanya laku setengahnya saja. “Sepi pembeli, sekarang mungkin pembeli beralih menu,” tuturnya di pasar raya Bima Selasa (15/9).
Para pedagang memperkirakan pengunjung pasar raya Bima akan meningkat pada H-1 Idul Fitri mendatang seperti pada tahun-tahun sebelumnya dan akan normal kembali pada H+5 Idul Fitri. Saat itulah pendapatan para pedagang akan normal kembali seperti biasanya.
Mereka mengakui pada saat hari raya bisa panen lebih, karena bisa menaikkan harga lebih tinggi. Tetapi, tidak jarang mereka kehilangan pembeli.
Ada beberapa barang kebutuhan pokok yang menurun harganya, antara lain tepung yang sebelumnya Rp8.000/kg menjadi Rp7.000/kg, harga telur yang sempat naik Rp1.100/biji atau Rp31.000/rak sekarang menjadi Rp1.000/biji atau Rp285/rak.
Kebutuhan pokok lain yang terus menurun dari hari ke hari adalah cabe merah dan keriting. Sebelumnya, harga cabe sempat menduduki peringkat termahal hingga Rp35.000/kg turun menjadi Rp5.000/kg, sekarang menjadi Rp4.000/kg.
Penurunan harga cabe masih disebabkan, karena pengaruh musim. Beberapa daerah penghasil cabe di Bima, sedang panen besar-besaran sehingga, harga cabe terus anjlok.
Seperti pengakuan Aminah, pedagang cabe dari Ncera Kecamatan Bolo. Setiap hari petani di kampungnya, juga pada beberapa daerah lain sedang panen cabe dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian, memudahkan mendapatkan barang dagangan, sekaligus memberi keuntungan lebih. “Cabe yang sudah dipetik harus segera dipasarkan, kalau tidak akan segera busuk,” katanya.
Kenaikan harga kebutuhan pokok justru terjadi pada harga daging ayam yang sebelumnya sempat turun dari harga Rp32.000/kg menjadi Rp28.000/kg sekarang menjadi Rp30.000/kg. Kenaikan harga daging ayam juga diikuti kenaikan harga bawang putih dari Rp4.000/kg menjadi Rp7.000/kg menjelang Idul Fitri.
Menurut Tina, pedagang sembako pasar raya Bima, biasanya permintaan kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri akan meningkat tajam. Namun, sekarang peningkatan itu tidak terjadi. Meskipun Lebaran tinggal menghitung hari, permintaan terigu, telur, dan sirup belum meningkat. “Belum terjadi peningkatan yang signifikan pada kebutuhan vital hari raya,” ujarnya. (BE.17/K03)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar