Kota Bima, Bimeks.-
Apa makna Ramadan dimata Wali Kota Bima, HM Nur A Latif? Dikatakannya, cukup banyak makna bulan suci yang harus dipahami dan diresapi masyarakat. Tidak hanya sekedar lisan, makna itu harus memiliki wujud atau sinkronisasi dengan perbuatan.
Dikatakannya, berbeda dengan tahun sebelumnya, dalam pelaksanaan Ramadan 1430 Hijriah tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bima tidak mengeluarkan perangkat regulasi atau surat himbauan termasuk larangan membuka aktivitas warung di siang hari. Hal itu diakuinya semata- mata karena tidak cukup efektif, karena implementasi ibadah puasa semestinya harus diresapi bukan karena dipaksa-paksa. “Tidak ada surat himbauan, karena itu bodoh. Buat apa surat itu jika tidak kesadaran karena puasa itu adalah ibadah yang didasari oleh kesadaran bukan paksaan. Kita menginginkan benar-benar adanya kesadaran dari semua lapisan masyarakat,” ujar Nurlatif di Sekretariat DPRD Kota Bima, Jumat (4/9).
Dikatakan alumni IPDN ini, seperti yang diisyaratkan dan digambarkan dalam Al Quran dan Al Hadist. Bulan suci Ramadan memiliki sejumlah keutamaan dari bulan biasa, terutama dalam ganjaran nilai ibadah. Dimana saat ini pintu surga dibuka selebar-lebarnya, sebaliknya pintu neraka ditutup, setan-setan juga dibelenggu.
Untuk itu ingatnya, umat muslim harus konsentrasi dan menggenjot ibadahnya serta menjaga sensitivitas. Bukan malah terlibat aksi yang bisa merusak nilai ibadah seperti aksi pencurian atau pun aksi main hakim sendiri. “Kita harus banyak bersabar dan ikhlas melaksanakan ibadah puasa, melatih kesabaran kita. Bukan malah terlibat aksi yang dilarang agama, apalagi menghilangkan nyawa orang,” katanya.
Nur Latif mengingatkan, selain melaksanakan syariat dan ajaran agama secara maksimal. Seluruh komponen masyarakat juga harus memanfaatkan waktu secara efisien dan sebaik-baiknya untuk melaksankan kegiatan yang positif, karena kebiasaan itu juga menjadi jalan awal meraih kesuksesan. “Jangan biarkan matahari berlalu tanpa makna itulah kunci segela keberhasilan. Jika kita membiarkan diri kita tertinggal waktu sama artinya kita sudah membenamkan diri dalam kebodohan,” pungkasnya. (BE.17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar