Selasa, 28 Juli 2009

Cabor Atletik Didesak Diperhatikan

Kota Bima, Bimeks.-
Perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Bima terhadap sejumlah cabang olahraga (Cabor) dinilai berlebihan, sementara Cabor lain seperti atletik dan tinju tidak mendapat perhatian serius. Padahal, dua Cabor ini berpeluang mengharumkan nama daerah di tingkat regional dan nasional.
Selain itu, pembinaannya juga hanya memerlukan biaya yang tidak terlalu besar, dibandingkan bola voli, sepak bola, dan catur.
Ishaka, atlet marathon Kota Bima mengakui, saat ini perhatian pemerintah kurang dibandingkan dengan olah raga lain seperti sepak bola, catur, dan bola voli. Padahal, kebutuhan dana pembinaan untuk Cabor atletik jauh lebih murah. “Saat kejuaraaan nasional, kita bahkan hanya butuh dana 500 ribu saja untuk persiapan,” ujarnya di Talabiu, Minggu (26/7).
Menurutnyam Cabor yang ditekuninya ini menjanjikan munculnya atlet yang akan mampu berkiprah di tingkat regional hingga nasional. Tapi, selama ini perhatian pemerintah rendah bila dibanding dengan bola voli dan sepak bola. “Buktinya kejuaraan bola voli dan catur pemerintah berani menganggarkan biaya besar, Sementara atletik minim kejuaraan dan support-nya kurang pada atlet yang sudah mengharumkan nama daerah,” katanya.
Dikatakannya, masyarakat Bima memiliki bakat alam yang luar biasa untuk menjadi atlet atletik terutama marathon, karena faktor makanan dan iklim. “Kalau mau daerah ini terkenal dengan prestasi atletnya, coba dijadwalkan turnamen yang rutin untuk cabang atletik. Maka akan lahir banyak atlet berbakat,” sarannya.
Selama ini, pertandingan sangat jarang digelar sehingga tidak cukup untuk meningkatkan prestasi atlet. Hal ini ditambah lagi dengan minimnya dana pembinaan.
Hal yang sama juga diungkapkan Muhidin, pelatih atletik dan anggota PASI Kabupaten Bima. Menurutnya, kurangnya pembinaan atlet karena minimnya anggaran pemerintah. Padahal, semangat atlet Bima untuk meraih prestasi luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan intensitas latihan yang tinggi secara individu, apalagi menjelang kejuaraaan tingkat daerah maupun provinsi. Bahkan, karena kurangya dana ini, terkadang pengiriman atlit kekejuaraaan tingkat yang lebih tinggi terkendala.
“Padahal, jumlanya jauh lebih sedikit dibanding mengirim atlit cabang seperti bola voli atau sepak bola, dengan kemungkinan juara juga lebih besar atletik,” katanya. (BE.14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar