Selasa, 04 Agustus 2009

Mahasiswa STIT Sunan Giri Peringati Isra-Mikraj

Bima, Bimeks.-
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Surabaya Cabang Bima, yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pesa dan Desa Kombo Kecamatan Wawo, Minggu (2/8) malam, memeringati peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW di masjid At Taqwa Desa Pesa .
Peringatan Isra dan Mikraj itu dihadiri Kepala Desa Pesa, Jamaludin dan ratusan warga,. Apalagi, uraian hikmah Isra dan Mikraj oleh ustaz, Muhammad Yamin, yang menekankan pentingnya menjaga kebersihan lahiriah dan bathiniah.
Menurut Yamin, peristiwa yang dilakoni Nabi Muhammad bukan hanya sekadar prosesi menerima shalat lima waktu. Apalagi, kewajiban shalat sudah pernah dilakukan Nabi dan Rasul sebelumnya. Namun, perjalanan itu diawali dengan bersujud kepada Allah dari Masjidil Haram Mekkah menunju Masjid Al-Aqsa Palestina hingga menembus jagat raya dalam tempo yang singkat.
Saat ini, katanya, mobilitas masyarakat cukup tinggi dalam melakukan perjalanan jauh. Namun, terkadang melupakan kewajiban sebagai abdillah melaksanakan shalat. “Dengan hikmah Isra dan Mikraj mengembalikan ingatan kita sebagai hamba Allah dengan tetap menjaga hubungan dengan sesama mahluk Allah,” katanya.
Dia salut dengan program yang dilaksanakan mahasiswa sebagai pewaris generasi muda Islam yang peduli terhadap kegiatan keagamaan. “Kita harapkan, mahasiswa dapat memberikan teladan yang baik kepada generasi muda agar tidak melalaikan shalat, terutama shalat wajib,” katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Desa Pesa, Jamaludin. Dia salut dengan kehadiran mahasiswa yang ber-KKN itu, karena menunjang kegiatan keagamaan. Sebagai bentuk nyata kegiatan itu adalah setiap hari mulai shalat Ashar terpencar pada setiap masjid dan mushala untuk mendidik anak-anak belajar al-Quran dan melatih shalat berjamaah. “Dengan cara itu, suasana Islam setiap masjid dan mushala kembali hidup. Bahkan, warga antusias mengikuti ceramah yang disampaikan mahasiswa,” katanya.
Tidak hanya itu, katanya, mereka juga membersihkan halaman masjid dan kuburan, sehingga program mereka didukung oleh generasi muda yang ada di desa.
Sebelumnya, Koordinator mahasiswa KKN di Desa Pesa, Imran. Menganggap kehadiran mahasiswa tak akan ada artinya tanpa dukungan masyarakat setempat, terutama dalam melaksanakan berbagai program. Selama berada di lokasi KKN mulai 15 Juli hingga 30 Agustus, mahasiswa melaksanakan pengajaran mengaji, membersihkan lingkungan, mengajar di sekolah, dan lainnya.
Selain itu, katanya, mahasiswa harus selalu berada di lokasi KKN. Jika mereka meninggalkan lokasi sehari akan didenda sebesar Rp10 ribu. Bahkan, yang bolos setengah hari didenda sebesar Rp5 ribu. “Dana itu akan digunakan mahasiswa selama melakukan berbagai kegiatan,” katanya. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar