Bima, Bimeks.-
Kecelakaan lalulintas (Lakalantas) menyebabkan tujuh warga Kecamatan Parado Kabupaten Bima tewas di Sampit Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (18/8) malam. Mereka berasal dari warga Desa Lere, Wane, dan Rato. Rencananya jenasah para korban akan tiba hari ini di Bima dengan pesawat terbang.
Korban yang tewas itu adalah Najamudin dan Agustina, pasangan suami istri (Pasutri). Agustina dikabarkan sedang hamil enam bulan. Nashullah bersama istrinya, Fitri, dan anaknya Ifan (2 tahun) ikut tewas dalam kecelakaan maut itu. Selain itu, Saiful dan Abubakar juga menjadi korban.
Sunardin, ayah tiri Agustina mengaku mendapat kabar itu pada Rabu pagi. Selain itu, menyaksikan sendiri dari layar kaca televisi yang menyiarkan tragedi naas itu.
Informasi yang diperolehnya, korban saat itu naik dumtruck pulang mengambil gaji. Namun, naas saat perjalanan, kendaraan tergelincir dan masuk jurang. “Mobil kabarnya berusaha menghindari tumpukan pasir. Saat berangkat tumpukan pasir tidak ada, namun saat pulang ada pasir di jalan. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi,” katanya di Bandar Udara Salahudin Bima, Kamis.
Awalnya, cerita Sunardin, hanya enam korban yang akan di bawa ke Bima. Karena Abubakar akan dimakamkan di Sampit, lantaran memiliki saudara di sana. Namun, rencana itu batal dan jenasahnya ikut dibawa ke Bima.
Dia mengaku, sempat mendapat firasat saat kejadian. Dalam mimpinya, berada di suatu tempat yang asing. Rupanya, hal itu dianggapnya sebagai pertanda akan datangnya musibah.
Sebenarnya, keluarga korban sudah menunggu kedatangan jenasah sejak Kamis (20/8) di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahudin Bima, karena informasinya jenasah sudah diberangkatkan. Diperkirakan akan tiba sekitar pukul 10.00 Wita. Namun, informasi itu ternyata tidak akurat.
Arifudin, kerabat salah satu korban mengaku, menerima informasi dari Palangkaraya yang mengabarkan jenasah ketujuh warga Parado itu akan tiba di Bima, Jumat pagi ini.
Keluarga korban yang menunggu di Bandara kemarin, sempat kecewa karena jenasah batal tiba. Hingga pukul 11.30 Wita kemarin, pesawat yang akan mengangkut jenasah masih berada di Palangkaraya.
Arifudin mengatakan, jenasah diberangkatkan dari Palangkaraya sekitar pukul 15.00 Wita menuju Jakarta. Selanjutnya, pasawat menuju Surabaya dan tiba Malam hari di Mataram. “Tapi, kami belum menerima kepastian apakah jenasah akan diberangkatkan dari Mataram menggunakan pesawat atau melalui jalur darat,” katanya di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahudin Bima, Kamis.
Informasi yang diperoleh Arifudin, hanya enam jenasahnya dipulangkan ke Bima. Tidak termasuk Abubakar yang ikut menjadi korban. Semua korban yang meninggal bekerja pada PT Suka Jadi, yang bergerak pada perkebunan kelapa sawit.
Keluarga korban berharap jenasah secepatnya tiba di Bima untuk dikebumikan. Semua biaya pemulangan jenasah ditanggung oleh pihak perusahaan. (BE.16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar