Senin, 10 Agustus 2009

Dewan Hakim MTQ Kota Bima Diharapkan Objektif Menilai

Kota Bima, Bimeks.-
Mushabaqah Tilawatil Quran (MTQ) IV Kota Bima, tadi malam, dimulai dan dibuka oleh Wakil Wali Kota Bima, H Qurais H Abidin, di arena utama MTQ depan masjid Al Muhajirin Kelurahan Panggi Kecamatan Mpunda. Menandai pembukaan, Wawali didampingi Muspida dan Kepala Depag Kota Bima, Drs H Husni Yakub, menekan tombol serine.
Sebelumnya, Wawali melantik dewan hakim, sedangkan yang membaiat dewan hakim adalah Drs H Taufiquddin. Pembacaan kalam Ilahi oleh anggota dewan hakim, H Ahmad, SAg, mengawali pembukaan, kemudian mars MTQ remaja Mpunda.
Qurais salut dan berterimakasih kepada pengurus LPTQ, panitia penyelenggara, dan partisipasi masyarakat Mpunda yang bekerja keras menyiapkan panggung tilawah dan berbagai fasilitas penunjang, sehingga MTQ IV Kota Bima dapat dimulai tepat waktu. “Ini semua merupakan gambaran cerminan kebersamaan kita dalam menyelesaikan berbagai program dan persoalan yang dihadapi,” ujarnya.
Penyelenggaraan MTQ, diharapkan sesuai rencana, berkualitas, dan memilih peserta terbaik yang akan menjadi duta Kota Bima pada MTQ XXIII Provinsi NTB di Sumbawa Barat, Mei 2010 mendatang. “Saya berpesan kepada dewan hakim agar memilih peserta terbaik, yang benar-benar memenuhi syarat dan kriteria yang mampu bersaing dengan peserta dari daerah lain,” ingatnya.
Tentu saja, katanya, hal itu harus dilakukan dengan hati nurani yang ikhlas, jujur, adil dan bertanggung jawab, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan perorangan atau kelompok, tetapi semata-mata untuk kepentingan Kota Bima. “Hal ini kita tekankan karena juara umum MTQ tingkat Provinsi NTB sejak 2006 hingga 2009 diraih Kota Bima dari 10 Kabupaten Kota di NTB,” katanya.
Wawali mengajak menjadikan MTQ sebagai momentum silaturrahmi dan menumbuhkan persaudaraan sesama muslim, terutama antara sesama qari dan qariah, atau peserta lain dalam meningkatkan pemahaman dan kemampuan menilawahkan al-Quran menurut kaidah dan hukum-hukum bacaan.
Penilaian dewan hakim, katanya, tidak semata-mata dilihat dari aspek kesalahannya, tetapi harus dijadikan sebagai bentuk pembelajaran untuk membangun kecerdasan dalam menilawahkan al-Quran.
Sebelumnya, Ketua panitia, Drs Ahmadi, MSi, melaporkan, peserta berjumlah 222 orang dengan cabang tilawah, tahfizh, syarhil, fahmil, khatil quran. Kegiatan berlangsung 9-13 Agustus. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar