Senin, 14 September 2009

Arif: Jangan Kaitkan Fisik dengan Tugas

Pada bagian lain, Arief Rusman mengeluhkan sikap oknum wartawan dan pemberitaan media massa mengenai dirinya dalam beberapa hari terakhir ini. Dia menilai, wartawan terlalu tendensius dalam pemberitaan, kadang keluar dari konteks masalah yang sesungguhnya.
Padahal, sikap yang ditunjukannya tidak berlebihan dan hanya reaksi atas sikap wartawan yang dinilainya tidak menghargainya sebagai narasumber. “Tidak ada keinginan meremehkan, apalagi melecehkan profesi wartawan. Saya berprinsip bahwa wartawan adalah mitra pemerintah dan sudah selayaknya diperlakukan dengan hormat,” ujarnya.
Hanya saja, Arif meminta, agar wartawan senantiasa menjunjung tinggi kode etik dan menghormati narasumber. Salah satunya berkomunikasi dengan santun dan saling menghargai. “Saya tidak pernah melecehkan profesi mulia wartawan, tetapi rekan wartawan juga harus menghargai narasumber,” ujarnya Senin (14/9).
Dia juga menyayangkan pemberitaan yang menyinggung masalah pribadi. “Terkadang pemberitaan itu di luar konteks masalah dan menyingung fisik saya,” sesalnya.
Diakuinya, dengan pemberitaan itu bukan hanya dirinya yang merasa tidak nyaman, tetapi juga istri, anak, dan keluarganya. “Mereka merasa tersinggung dengan pemberitaan yang mengaitkan dengan kondisi fisik dan masalah pribadi saya,” ujarnya.
Dia mengaku tidak menyoal pemberitaan apapun mengenai dirinya dan pekerjaan, karena sudah risiko pejabat publik. Tetapi, dia berharap tidak mengaitkan dengan masalah pribadi dan fisiknya.
Sekadar informasi, Arief menyelesaikan S1 Teknik Planologi ITN Malang. Kemudian melanjutkan S2 Master Teknik Perencanaan Kota dan Daerah di UGM Yogyakarta. Selain itu, S2 Master of Science (M.Sc) in Urban Management and Development HIS Erasmus Universiteit Rotterdam, Belanda. (BE.14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar