Kota Bima, Bimeks.-
Kepadatan arus balik di terminal Dara Kota Bima sudah terlihat setelah H plus 1 Idul Fitri dengan peningkatan penumpang sebesar 35 persen dari hari biasanya. Diperkirakan, peningkatan penumpang akan terus bertambah seminggu setelah Idul Fitri.
Kepala terminal Dara, Supratman, SSos, mengakui tidak ada peningkatan jumlah penumpang menjelang hari raya. Biasanya, pada tahun sebelumnya penumpang akan melonjak ketika mendekati hari raya dan kembali meningkat pasca-Idul Fitri. Namun, hari raya tahun ini peningkatan penumpang terjadi setelah hari raya.
Supratman memperkirakan menurunnya jumlah penumpang disebabkan karena para pemudik sudah beralih kendaraan, yang semula menggunakan jasa bus sekarang memilih sepeda motor atau kendaraan pribadi. “Biasanya para penumpang yang mencari bus, sekarang sudah terbalik bus yang cari penumpang” katanya di terminal Dara, Rabu lalu.
Tidak hanya angkutan antarprovinsi yang krisis penumpang, angkutan pedesaan AKDP dan AKAP juga turut mengalami hal yang sama. Tidak jarang setiap kali beroperasi jumlah penumpang hanya memenuhi setengah dari jumlah kursi yang disediakan.
Hal sama dikatakan Wan, karyawan PO Langsung Indah. Selama arus mudik tahun ini, jumlah penumpang PO Langsung Indah tidak mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan arus mudik seperti tahun-tahun sebelumnya. Jika pada hari raya tahun lalu, PO Langasung Indah mengoperasikan armadanya 4-5 unit/hari, sekarang hanya empat unit yang beroperasi. Itupun hanya terisi 32-33 kursi dari 35 kursi.
Wan menambahkan, dari empat unit armada yang dikirim keluar pulau Sumbawa hanya satu unit yang kembali dengan penumpang. Tiga unit lainnya kembali tanpa penumpang, karena pascahari raya jarang ada penumpang yang kembali ke Bima. Oleh sebab itu, memasang tarif lebih tinggi atau menerapkan sistem ‘tuslag’ setiap hari raya tiba untuk menyesuaikan biaya operasi.
Pihak PO Langsung Indah memasang harga tiket tujuan Bima-Mataram sebesar Rp200.000 dari Rp165.000, Bima-Surabaya sebesar Rp530.000 dari Rp425.000, dan Bima-Jakarta sebesar Rp750.000 dari Rp550.000. Harga tiket dengan sistem ‘tuslag’ ini akan normal kembali pada H plus 8 hari raya. Penyesuaian tarif itu berlaku untuk semua PO yang beroperasi di terminal Dara. “Kami terpaksa menaikkan harga tiket untuk menyesuaikan pengeluaran,” ujarnya.
Pada bagian lain, para penumpang mengeluhkan mahalnya harga tiket menjelang dan sesudah hari raya. Arif, penumpang tujuan Bima-Mataram misalnya, mengaku biasanya membayar Rp165.000, sekarang naik menjadi Rp200.000. Kenaikkan itu dinilainya memberatkan.
Hal yang sama dirasakan Alam, anggota TNI yang bertugas di Mataram. Namun, karena tuntutan tugas, harus berangkat menggunakan bus yang masih menerapkan sistem ‘tuslag’. (K03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar