Bima, Bimeks.-
Apa yang harus dilakukan umat Islam pada akhir pertengahan Ramadan 1430 Hijriyah saat ini? Menurut Drs H Abidin H Idris, hendaknya menguatkan hati dan tenaga agar dapat menjalankan ibadah puasa secara penuh. Apalagi, setelah melewati 10 hari bulan penuh berkah dicurahkan rahmat-Nya.
Selanjutnya, katanya, Allah memberikan ampunan (magfirah) pada paruh kedua ini. Bahkan, akan mengabulkan permohonan hamba-Nya yang bermunajat secara ikhlas. “Karena itu, manfaatkan 10 hari kedua ini untuk bertaubat,” katanya saat Safari Ramadan bersama rombongan Bupati Bima di Masjid Baiturrahim Desa Roi Kecamatan Palibelo, Senin (7/9) malam.
Oleh karena itu, jelasnya, hendaknya memperbanyak istigfar atas segala kelalaian dan kesalahan yang selama ini diperbuat. Hari kedelapan belas dari 30 perjalanan Ramadhan, harus mengevaluasi kembali dosa-dosa yang pernah dilakukan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja agar dalam bulan Ramadhan ini diampuni oleh Allah.
Dikatakannya, Allah memilih waktu-waktu tertentu dengan menetapkan keistimewaan. Diantara sekian hari, Allah memilih Jumat yang memiliki keistimewaan. Demikian halnya Ramadan dipilih sebagai bulan yang memiliki keutamaan dan mengkhususkan malam lailatul qadar sebagai malam paling mulia.
Dalam waktu-waktu pilihan inilah, katanya, rahmat dicurahkan dan untuk menggapai rahmat yang Allah janjikan dalam waktu-waktu istimewa itu, diperlukan keikhlasan sebagai modal utama dalam menjalankan ibadah puasa. Sehari saja kita melaksanakan puasa dengan ikhlas, maka Allah akan membuka kelapangan pintu rahmat seluas-luasnya.
“Mari kita memanfaatkan Ramadan sebagai sarana untuk memohon ampunan dengan ikhlas dan ihsan agar Allah menghapus dosa-dosa yang pernah diperbuat di masa lampau,” katanya.
Pada bagian lain, Farhan Bil Islam, SAg, menekankan pentingnya umat Islam melaksanakan ajaran agama secara utuh (kaffah).
Dalam uraiannya, dia mencontohkan kisah teladan Ali bin Abi Thalib, bahwa buah yang memiliki kulit yang pahit, tapi dibalik itu terdapat buah yang manis. “Banyak hal-hal yang kelihatannya membebani, tetapi bila dijalankan dengan ikhlas, maka akan berbuah manis,:” katanya.
Oleh karena itu, katanya, manusia harus mampu menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. Menjalani prinsip-prinsip di dunia untuk memperkokoh akhirat. “Ramadan merupakan wahana untuk lebih melembutkan perasaan kita kepada Allah,” ujarnya. (BE.13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar