Bima, Bimeks.-
Daerah Bima tercatat dalam sejarah sebagai eksportir ternak untuk daerah di Nusantara dan mancanegara. Hal itu terjadi 178 tahun lalu atai tahun 1831 pada masa keemasan kesultanan Bima. Nah, jika semangat merealisasikan NTB sebagai Bumi Sejuta Sapi (BSS) itu terwujud, maka sejarah itu akan terulang kembali.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Bima, Ir Abdurrahman, saat melaporkan perkembangan peternakan di So Awo Desa Oi Tui kepada Wagub NTB dan rombongan, Rabu (9/9).
Katanya, untuk pengembangan ekonomi nasional, peranan sektor peternakan sangat strategis dan memiliki kaitan kuat mulai dari hulu sampai hilir. Namun, diakuinya, selama ini belum mampu mendorong partisipasi masyarakat dan swasta.
Hal itu, karena manajemen pertanian dan peternakan belum mampu menjawab berbagai permasalahn aktual dalam memanfaatkan peluang ekonomi yang dapat membawa perubahan dan dinamisasi kesejahteraan masyarakat.
“Upaya pendekatan partisipasi tidak saja memerlukan pendekatan teknis seperti yang telah dilaksanakan selama ini, namun juga perlu pendekatan sosial-budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku, dan pola kerja,” kata Abdurrahman.
Hal yang dilakukan, menurut Abdurahman, melalui penerapan berbagai pola pemberdayaan masyarakat pelaku pembangunan pertanian peternakan. Program BSS dari Pemerintah Propinsi NTB telah direspons oleh Disnak dan telah melakukan Survey Investigasi and Design (SID) di So Oi Tui.
Dia menilai, secara teknis kawasan tersebut layak untuk dijadikan lokasi pengembangan kawasan peternakan berbasis SO dalam mendukung program NTB BSS.
Dibeberkannya, luas kawasan di Oi Tui untuk penggembalaan ternak adalah 2.648 hektare (ha) yang didukung oleh sumber daya ternak sapi sebanyak 5.414 ekor dan sumber daya alam yang memadai. Diprediksi, dalam lima tahun ke depan kawasan itu akan menjadi sentra pengembangan peternakan yang mampu menyuplai ternak dan bibit ternak untuk kebutuhan regional dan nasional. (K02/K03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar