Kota Bima, Bimeks.-
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima merawat pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV). Sabtu (18/7) lalu, warga desa Ngali Kecamatan Belo, AR (35), dirawat intensif karena terjangkit virus mematikan itu. AR dirawat selama dua hari di ruang isolasi, namun Senin (20/7) memilih pulang ke desanya.
Kepala Humas RSUD Bima, dr H Sucipto, mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan darah di laboratorium rumah sakit setempat, pasien yang dirujuk dari Pustu Ngali itu dipastikan terjangkit virus HIV. “Dari hasil pemeriksaan dan ciri-cirinya, sudah mengarah ke sana,” ujar Sucipto kepada wartawan di RSUD Bima, Selasa (21/7).
Diakuinya, selama dirawat di ruang isolasi RSUD Bima, kondisi AR tampak lemas dan kurus, bagian mulutnya tampak berwarna putih. Selain AR, sejumlah perawat dan anggota medis pun terpaksa menggunakan masker dan pakaian khusus untuk menghindari terjangkit virus itu. “Kulit penderita HIV itu sensitif, kuman yang menempel pada kulitnya mudah keluar dan pisah dari kulit, berbeda dengan kulit manusia normal karena menyerang sistem pertahanan tubuh,” ujarnya.
Dikatakannya, secara umum, penularan virus HIV biasa terjadi pada proses transfusi darah, pemakaian jarum suntik lebih dari satu kali dan hubungan seksual. “Sebelumnya, pihak keluarganya juga mencurigai dia menderita virus itu, karena kondisinya menunjukkan ciri-ciri penderita penyakit itu hingga dibawa ke sini,” katanya.
Mengenai tindaklanjut terhadap pasien yang memilih pulang itu, Sucipto mengisyaratkan bakal berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dikes) dan mengirim contoh darah itu untuk diperiksa Mataram.
Dihubungi terpisah Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dikes Kabupaten Bima, Tasmin Bukhori, SKM, mengaku hingga Selasa belum menerima laporan warga Kecamatan Belo yang menderita HIV itu. “Kami akan koordinasikan dulu dengna pihak rumah sakit, karena kami belum menerima laporannya, karena mungkin,” ujar Tasmin.
Kendati belum menerima laporan tetang pasien itu, Tasmin memastikan bakal bertindak preventif. Warga Ngali itu direncanakan akan diisolasi dan dibawa ke Mataram untuk memastikan virus itu tidak menyebar. “Itu harus kita isolasi, karena kemungkinan juga pasti akan efek psikologis yang dia terima jika masyarakat mengetahui dan mengucilkannya,” katanya.
Tasmin mengatakan, sesuai rekam medis, di NTB ada 200 lebih kasus HIV yang pernah tercatat, meliputi Kota Mataram, Lombok Timur, Sumbawa Barat, dan Bima. Untuk Bima hanya satu kasus, warga Bima itu pun ditemukan atau diketahui terjangkit HIV di Mataram.
Secara umum, diakuinya, meski manusia normal berkontak langsung dengan penderita HIV, tidak akan langsung terjangkit virus itu, karena penularannya biasanya melalui proses transfusi darah, penggunaan jarum sutik lebih dari satu kali, dan hubungan seksual.
“Bisa juga jika potong rambut, sebelumnya digunakan penderita HIV dan saat digunakan manusia normal tiba-tiba terluka. Itu bisa melalui darah,” pungkasnya. (BE.17)
welcome to blogger' world
BalasHapusblognya kren abis u/ pemula, trus aktif nulis bos. postingannya luar biasa... good luck ! :):)