Kota Bima, Bimkes.-
Wali Kota Bima, Drs HM Nur A Latif , mengoreksi sejumlah konsep laporan nota penjelasan hasil audit APBD 2009 yang disusun tim Panitia Anggara (Panggar) eksekutif. Laporan itu dibacakan Nur Latif di depan rapat paripurna DPRD Kota Bima, Jumat (4/9).
Sejumlah pernyataan dan alasan yang ditulis dalam laporan itu dinilainya hanya kamuflase dan alasan yang terlalu dibuat-buat. Dalam forum resmi yang dihadiri anggota DPRD, Muspida, dan pejabat itu, Wali Kota Bima tidak segan-segan mengeritisi kinerja bawahannya.
Sedikitnya, ada tiga koreksi dalam konsep laporan itu. Diantaranya, kalimat ‘Kota Bima sejajar dengan daerah dan kota-kota lain di Indonesia’.
Nur Latif menilai, tidak mungkin Kota Bima akan sejajar dengan kota lain di Indonesia, termasuk dalam mengejar ketinggalan pembangunan serta pengelolaan wilayahnya. Kota Bima memiliki karateristik yang berbeda dengan banyak wilayah lain di Indonesia.
“Kota Bima secara topografi memiliki laut gunung dan daratan yang tidak dimiliki oleh daerah lain, sehingga penyejajaran dengan kota lain sangat mustahil,” kritiknya.
Selain itu, mengenai hambatan keuangan merupakan kendala utama percepatan pembangunan di Kota Bima, kalimat dinilainya alasan klasik dan dibuat-buat. Katanya, hampir semua daerah mengalami hambatan dana. Akan tetapi, mereka bisa membangun dengan akselerasi yang baik.
Versi Nur Latif, hambatan utama lambannya pembangunan adalah kemauan, kinerja, dan kerja keras aparat pemerintah. “Di Kota Bima ini banyak pejabat dan pegawai yang kebanyakan tidur siang, sehingga ekselerasi pembangunannya berjalan lamban,” sindirnya.
Menurutnya, daerah yang tidak memiliki kendala dana dalam pembangunan di Indonesia ini tidak ada. “Silakan kerja di begara Brunai, biar bingung menggunakan keuangan untuk belanja dan pembangunan daerah,” ujarnya.
Selain itu, kendala energi listrik yang terbatas yang juga dijadikan alasan lambannya pembangunan, dinilainya klasik dan tidak perlu dimasukan dalam laporan tersebut.
Nah, karena tidak sepakat dengan teks laporan itu, Nur Latif lebih banyak menyampaikan laporan tanpa teks. Lantaran waktu Jumatan sudah dekat, dia terpaksa membaca kembali laporan yang dikonsep tim Panggar eksekutif itu hingga tuntas.
Pantauan Bimeks, karena hari sudah siang dan sedang berpuasa, sejumlah anggota Dewan, kepala Satker, dan camat terlihat mengantuk. (BE.14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar