Jumat, 11 September 2009

Panen Perdana Padi SRI Dilakukan di Ambalawi

Bima, Bimeks.-
Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H Badrul Munir, mengawali kunjungan kerja di Desa Tolowata Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima, Rabu (9/9) lalu, dengan panen perdana varietas padi. Varietas itu dikembangkan dengan system of rice intensification (SRI) pada lahan warga desa setempat.
Saat peninjauan itu penyuluh pertanian pendamping, Junaidin, mengungkapkan panen perdana ini merupakan demo langsung padi organik murni. Pengembangan sistem pertanian padi secara intensif ini merujuk pada kurangnya pemanfaatan lahan pertanian padi secara optimal.
Dari luas 550 hektare (ha) lahan pertanian di Kecamatan Ambalawi, katanya, sebelumnya hanya menghasilkan 3,4 ton/ha, namun setelah pendampingan secara berkelanjutan sepanjang tahun 2006-2009 menggunakan teknologi pemanfaatan pupuk organik Bokashi sebesar 80 persen, produksi meningkat tajam menjadi 14,4 ton/ha gabah kering.
“Namun, keterbatasan yang saat ini dihadapi petani adalah pengolahan pupuk organik Bokashi masìh tradisional, sehingga produksinya terbatas dan belum mencukupi,” katanya dikutip Kabag Humas dan Protokol Setda, Abdul Wahab, SH.
Junaidin memaparkan, SRI sebagai sistem pertanian intensif dengan jarak tanam 30 cm. Cara ini merupakan terobosan penting, karena makin berkurangnya debit air dan kian sempitnya lahan pertanian. “Pada saat yang sama kita dìhadapkan pada tekanan makin padatnya penduduk yang memerlukan ketersediaan pangan yang cukup secara berkelanjutan,” ujarnya.
Keunggulan lain dari sistem itu, penggunaan bibit yang sebelumnya 50 kg menjadi 30 Kg benih.
Menanggapi keterbatasan pengolahan pupuk organik ini, Wagub NTB menginstruksikan Kadis Perindag NTB agar menyediakan alat pengolahan yang dapat memroduksi pupuk organik dalam jumlah banyak. Dia berjanji akan membantu pembuatan alat pengolahan pupuk organik.
Berkaitan dengan intensifikasi pertanian, Wagub Badrul menyatakan pentingnya kehadiran teknologi bagi peningkatan produksi pangan. “Panen ini membuktikan intervensi teknologi itu penting, SRI menunjukkan, atas ikhtiar petani terjadi peningkatan hasil produksi padi secara luar biasa,” katanya.
Dengan sistem intensifikasi ini, katanya, petani telah membuktikan, sistem yang pertama kalinya menggunakan 80 persen pupuk organik, sebagai catatan sejarah bagi masyarakat petani khususnya di Ambalawi.
Menurut Wagub, pemanfaatan teknologi bukanlah hal yang terlepas dari pentingnya kebersamaan dalam mewujudkan kemajuan. Sehebat apapun teknologi, tanpa dukungan kekompakan seperti yang telah ditunjukkan Kelompok Tani Sama Ngawa di Desa Tolowata, maka teknologi akan menjadi sia-sia.
“Untuk ini saya memberi apresiasi yang tinggi atas upaya dan kerja keras kelompok petani ini, karena itu kelompok ini perlu dikembangkan. Di samping itu, untuk menjaga kelangsungan produksi pertanian ini,” katanya.
Wagub menghimbau warga untuk mengantisipasi musim kemarau panjang. Dalam menghadapi kemarau panjang itu, agar menyiapkan stok cadangan pangan dan menjaga sumber air.
Saat kunjungan itu, Wagub didampingi Bupati Bima H Ferry Zulkarnain ST, Asisten II Setda Provinsi NTB, HM Nur, SH, MH, dan Camat Ambalawi, Drs Junaidin HI. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar