Kota Bima, Bimeks.-
Hampir sama dengan tahun 2008 lalu, pasar sore yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima di kompleks pasar senggol, jalan Flores, diminati. Sejak sejak sepekan terakhir, hampir setiap hari masyarakat tampak berdesak-desakan membeli kebutuhan mereka.
Pasar sore atau yang dikenal sebutan ‘pasar kaget’ itu menjadi solusi tersendiri tingginya pola konsumsi dan kebutuhan masyarakat sejak Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1430 Hijriyah. Hampir setiap hari sejak pukul 16.00 Wita, masyarakat rela berdesak-desakan untuk mendapatkan kebutuhan mereka. Ada yang sekadar ikut mengunjungi, namun juga banyak yang membeli barang di lokasi itu karena rata-rata barang yang dijual hampir ditawarkan dengan “harga miring”.
Dedi, warga Rabadompu, mengaku terbantu dengan keberadaan pasar sore itu, di tengah melambunng harga Sembako dan kebutuhan lainnya saat ini. Meksi tak seluruhnya menawarkan harga murah, ada beberapa pedagang di sana yang menawarkan dengan harga terjangkau. “Seperti harta sepatu, bini saya kemarin beli dengan harga 15 ribu. Padahal, kalau lagi waktu normal harga paling minim 50 ribu, bahkan ratusan,” ujar Dedy di pasar sore, Senin (14/9).
Tidak hanya Dedy yang senang dan terbantu dengan ‘pasar kaget’ itu. Pengakuan yang sama juga disampaikan beberapa warga Kota Bima lainnya. Keberadaan pasar itu tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan Lebaran, namun kebutuhan setiap hari lainnya.
“Kita juga tidak perlu capek, keliling di sini hampir semuanya komplit, apalagi saat mau dekat Lebaran seperti saat ini. Tidak perlu terfokus satu pedagang di sini banyak pilihannya kita bisa nawar,” ujar Udin, warga lainnya.
Udin berharap, ‘pasar kaget’ itu terus disiapkan pemerintah, tidak hanya menjelang Lebaran saja. Alasannya selain harganya relatif terjangkau, masyarakat tidak perlu capek keliling karena yang dijual di sana komplit.
Hanya saja, diingatkan Udin, pemerintah juga harus memperhatikan segi keamanan pasar, karena kondisi masyarakat yang mebludak ke pasar memberikan ruang gerak yang luas bagi ‘si panjang tanagan’ atau pencopet beraksi.
“Dengan model pasar seperti ini, selain ramai juga tampak rapi karena disusun satu tempat, masyarakat juga tidak perlu capek keliling toh harga yang ditawarkan bervariasi,” katanya.
Sementara itu, sejumlah pedagang pasar itu mengaku sejak dibuka, mampu mengantungi keuntungan lebih jika dibandingkan tempat mereka semula. (BE.17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar