Kamis, 10 September 2009

Petani Keluhkan Hasil Panen Kedelai

Kota Bima, Bimeks.-
Sebagian petani di lingkungan persawahan Kelurahan Kumbe, Kendo, dan Nungga kurang menikmati hasil. Tanaman mereka diserang hama penyakit, sehingga kurang subur seperti yang diharapkan. Biasanya, para petani dari tiga lokasi yang berbeda menanam padi tiga kali dalam setahun.
Namun, setelah aparatur kelurahan menyosialisasikan agar ada menanam palawija, misalnya kedelai, jagung dan sayur-sayuran, petani pun mengikutinya. Meskipun tak semua melakukannya.
Madin, petani di lingkungan persawahan Kumbe mengakui, sejak awal tanaman kedelainya tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Kedelai banyak yang mati sehingga terlihat jarak yang jauh antara pohon kedelai yang satu dengan yang lainnya. Hal tersebut diperparah karena irigasi yang tidak memadai.
Katanya, hasil panen kedelainya kurang dilihat dari luas sawahnya yang mencapai 1 hektare (ha). Pria satu anak itu tidak bisa membandingkan hasil kedelai yang diperolehnya sekarang, karena baru pertama kali menanam kedelai setelah sebelumnya terus ditanami padi.
Dia memperkirakan hasil panen kedelai sekarang hanya setengah dari luas sawah yang dimilikinya. Pasalnya, kedelai miliknya dari awal sudah menunjukkan tanda-tanda tidak subur. “Pertama kali tanam kedelai hasilnya tidak memuaskan,” katanya di Kumbe, Selasa (8/9).
Hal yang sama dikatakan Burhan, petani di lingkungan persawahan Kendo. Kedelai miliknya sebagian mati karena irigasi yang tidak lancar. Dari awal tidak mendapat pasokan air yang cukup, sehingga kekeringan dan berdampak kekerdilan pertumbuhan tanaman.
“Setelah kedelai tumbuh besar, pasokan air melebihi dari kebutuhan. Hasil panen akhir-akhir ini lebih besar dari pada pengeluaran,” katanya.
Madin, Burhan, dan petani lainnya mengharapkan kepada Pemkot Bima serius memikirkan kelangsungan pertanian mereka. Terutama sistem irigasi dan penyuluhan agar ketersediaan pangan masyarakat Kota Bima terpenuhi. (K03)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar