Jumat, 09 Oktober 2009

Kondisi Bocah Ardiansyah Menurun

Kota Bima, Bimeks.-
Sejak menjalani perawatan Rabu (7/10) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima, kondisi bocah gizi buruk (GB) sal Jatiwangi semakin menurun. Berat Ardiansyah menurun dari 5,3 kilogram (Kg menjadi 5,1 Kg sejak tiga hari terakhir ini.
Hampir tidak berbeda saat dirawat di Puskesmas Asakota, meski telah diberikan cairan infus, kondisi Ardiansyah nyaris tak berubah malah menurun. Bagian mukanya sangat tirus, kondisi serupa juga sama dibagian kaki dan dada bayi itu tampak mengecil dan hampir tidak dibalut daging, hanya tulang yang lebih tampak dominan. Sementara bagian perutnya juga membesar.
Ironisnya, meski kondisi menurun, dikaui orang tua bocah, Najma dan pihak RSUD Bima, hingga Jumat kemarin, belum ada satupun petugas Dinas Kesehatan (Dikes) yang memantau kondisi pasien. Bahkan, keluarga korban juga tidak mendapat bantuan yang semestinya diperoleh pasien gizi buruk sebesar Rp20 ribu/hari.
Hingga kemarin, orang tua pasien, Najma mengaku tidak pernah mendapat bantuan uang dari Dikes Kota Bima. Petugas RSUD Bima hanya menyiapkan susu saja. Selebihnya, untuk kebutuhan tambahan makana bagi anak dia beli sendiri. “Sejak hari pertama tidak ada bantuan uang sedikit pun. Untungnya, ibu Rosdiana (Koordinator Gizi Puskesmas Asakota, red) memberikan pinjaman uang 120 ribu setelah saya minta pinjam,” ujar Najma.
Hampir sama dengan saat dirawat di Puseksmas Asakota, diakui Najma, nafsu makan putranya itu meningkat. Bahkan, tak berselang hingga satu jam, Ardiansyah selalu meminta makanan. Hanya saja, permintaan itu tak selalu dapat dipenuhinya karena kondisi keuangannya kritis. Dia dan suaminya, Alimudin hanyalah petani.
“Kami berdua juga tidak bisa bekerja, karena menunggu Ardianysah, untung-untung saja saat benar tidak ada uang, ada ibu-ibu keluarga pasien di sini mau memberikan sisa makanannya untuk Ardiansyah,” ujar Najma dengan raut muka sedih.
Kepala Humas RSUD Bima, dr Sucipto, mengaku, hingga kemarin, belum ada satupun petugas Dikes yang mengunjungi atau memberikan bantuan bagi penderita itu, meskipun saat ini kondisi bocah itu semakin menurun. “Kami juga heran, mengapa hingga sekarang Dikes Kota tidak pernah mengunjungi melihat kondisi pasien Gizi buruk, padahal semakin menurun,” ujar Suicipto.
Meskipun belum pernah diperhatikan Dikes Kota Bima, Sucipto memastikan memberikan pelayanan maksimal terhadap pasien itu. “Pelayanannya kami utamakan, dari hari pertama kami rawat secara maksimal dengan memasang cairan, dan makanan,” katanya.
Rabu lalu, Kepala Seksi (Kasi) Gizi Dikes Kota Bima, Asmi, SKM, kepada wartawan mengaku selama menjalani perawatan, pasien busung lapar atau gizi buruk akan selalu diberikan bantuan uang sebesar Rp50 ribu setiap hari, dengan rincian Rp10 ribu untuk kebutuhan makanan pasien dan Rp40 ribu bagi dua orang penunggu pasien selama dirawat.
Namun, sayang, pernyataan itu tidak terealisasi. Diakui keluarga pasien maupun pihak RSUD Bima, tidak secuil pun bantuan yang diberikan Dikes Kota Bima. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar