Jumat, 02 Oktober 2009

Minat Belajar ke Jawa dan Sulawesi kian Menyusut

Bima, Bimeks.-
Lima tahun terakhir ini, kemajuan pendidikan di Kota dan Kabupaten Bima dinilai pesat. Bahkan, berdasarkan data terakhir, persentase jumlah mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di pulau Jawa dan Sulawesi semakin mimin. Bahkan, hanya nol koma sekian persen saja.
Demikian dikemukakan M Yusuf, di depan Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST, dan Ketua DPRD Kabupaten Bima, Drs H Muchdar Arsyad, saat pelepasan mahasiswa KKN angkatan I STKIP Taman Siswa, di aula kampus setempat, Kamis (1/10).
Kondisi itu, kata profesor madya itu, berbanding terbalik dengan jumlah tamatan SMA dan MAN yang melanjutkan pendidikan tinggi di Jawa dan Sulawesi sekitar tahun 70-an hingga 90-an. Padahal, saat ini berbagai kemudahan ditawarkan oleh sejumlah PTN maupun PTS di seluruh Indonesia, tetapi kenyataan siswa lebih memilih belajar di PT di Bima.
“Bahkan, informasi terakhir jumlah siswa dari Kota dan Kabupaten Bima yang melanjutkan pendidikan di Unram dan IKIP Mataram peminatnya semakin berkurang,” katanya.
Namun, katanya, majunya sebuah daerah, sebuah bangsa, bergantung sungguh dengan perkembangan politik. Bagaimana kemauan politik (political will) dan niat pemerintah daerah membangun dunia pendidikan.
Diingatkannya, ada tiga kemitraan yang harus diperhatikan dalam mendukung kemajuan itu, yakni engineering, saintific, dan manajemen.
Dalam keilmuan, katanya, banyak orang-orang Bima yang cerdas, sedangkan dalam bidang engineering banyak yang menjadi teknokrat dari Bima. “Saya pernah mengingatkan Wali Kota Bima agar mengangkat pejabat yang sesuai dengan kompetensi dan memiliki track record yang baik dan jelas,” katanya.
Masalah politik, katanya, tak perlu melalui demontrasi, orasi dan lain sebagainya, tetapi hendaknya mendorong dari belakang. Kesalahan hendaknya diingkatkan dengan santun, sesuai budaya orang Bima.
Dikatakannya, kemajuan suatu daerah, bergantung sungguh dari sumber daya manusia (SDM) lokal. Pemrintah hendaknya memaju SDM lokal untuk meningkatkan kualitas, sehingga dapat mengembangkan ilmu dan keahliannya di daerah sendiri.
“Dulu orang tua saya menjual daun kelor, tetapi mampu menyekolahkan saya hingga melanglang keluar negeri. Saya ingin memotivasi orang Bima agar terus belajar,” katanya. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar