Jumat, 24 Juli 2009

Akhlak Lemah, Picu Seks Bebas

Bima, Bimeks.-
Lemahnya pembelajaran bidang keagamaan di sekolah, terutama mengenai akhlak dan budi pekerti, bisa menyebabkan siswa tergelincir dalam pergaulan bebas. Bahkan, berpeluang berhubungan seks di luar nikah (perzinahan).
Demikian diingatkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Wawo, H Hasan Rasyid, di Wawo, Jumat (24/7). Hal itu menanggapi kasus aborsi yang melibatkan DF, pelajar kelas 3 SMAN 1 Wawo, seperti yang dilansir Bimeks beberapa hari terakhir ini.
Diingatkannya, guru dan orang tua siswa jangan menganggap remeh perzinahan, karena dalam ajaran Islam merupakan perbuatan haram, kotor, dan tidak sesuai fitrah Islam. "Maka tidak heran di negara yang menjalankan syariat Islam, pelaku perzinahan dikenakan rajam dan diasingkan dari daerah itu," katanya.
Meski negara Indonesia tidak menjalankan hukum Islam, kata Hasan, hendaknya terus diingatkan agar pergaulan bebas antara muda dan mudi itu, bukan merupakan budaya Islam. Apalagi, saat ini budaya luar merasuki setiap kamar umat Islam.
Oleh karena itu, tuturnya, setiap guru mengajak siswa menjalankan ibadah shalat lima waktu, karena dengan menegakkan shalat yang benar akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Tidak hanya itu, orang tua di rumah mengingatkan anak-anak mereka untuk menjaga harkat dan martabatnya sebagai manusia fitrah.
Kasus aborsi pelajar yang menimpa seorang siswa di Wawo, katanya, hendaknya menjadi pelajaran (ibrah) buat semua pihak agar berhati-hati untuk tidak mencontohinya, karena akibatnya buruk bagi pelaku dan warga sekitar.
Dia menghimbau petugas nikah agar membekali pengantin baru dengan pengetahuan praktis mengenai tata cara berhubungan suami-istri secara Islam, mandi junub, melahirkan dan membina akhlak anak, dan lainnya.
"Akhir-akhir ini, pasangan suami- istri melahirkan anak seperti kambing, tanpa pembinaan keimanan dan ketaqwaan," katanya.
Bahkan, katanya, baru beberapa hari nikah sudah merantau keluar daerah atau luar negeri. Istri dan anak ditelantarkan hingga anak-anak lahir tanpa kasih sayang kedua orang tuanya. Maka, tidak heran banyak anak yang tidak mengenal bapaknya. (BE.13)

1 komentar:

  1. kum anfusikum waahlikum nnaar... Pencerahannya sangat bermanfaat bang... tetap berkarya n good luck !

    BalasHapus