Kamis, 30 Juli 2009

Dicari, Pemimpin Bima yang Peka dan tak Silau Harta

Kota Bima, Bimeks.-
Kendati pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bima masih lama atau akan dihelat tahun 2010 mendatang, beberapa pihak sudah ancang-ancang menentukan dan membedah kriteria calon pemimpin yang bakal mereka pilih. Seperti apa pendapat mereka?
Menurut sebagian masyarakat, calon Bupati dan Wakil Bupati Bima mendatang harus lebih pro-rakyat, mampu mendorong pembangunan yang merata, termasuk mengatasi setumpuk sejumlah persoalan sosial dan kemiskinan. Bukan pemimpin yang malah mengincar jabatan sebagai jembatan mengejar kekayaan.
“Biasanya, kebanyakan orang kalau sudah di atas susah mengingat yang dibawahnya, janngan sampai terjadi seperti itu. Bupati dan wakil bupati Bima nanti harus pintar menerjemahkan apa keinginan masyarakat,” ujar Hamid, warga Bajo Kecamatan Soromandi, Kamis (30/7).
Menurut mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bima ini, sudah semestinya calon pemimpin lebih peka terhadap keinginan (aspirasi) masyarakat, apalagi saat ini masyarakat terbelenggu oleh sejumlah persoalan sosial. Mulai dari perkara ekonomi atau kemiskinan, hingga derajat pendidikan hingga pembangunan infrastruktur.
“Jika calon itu bisa lebih fokus dan pro-rakyat, pasti masyarakat tidak akan lagi berteriak minta diperhatikan, tapi ingat juga calon pemimpin tidak hanya boleh mengobral visi-misi atau janji doang,” katanya.
Lain Hamid, lain pula, Usman, masyarakat lainnya. Dia berharap calon pemimpin tetap berpedoman pada agama dan selalu ingat janji tak hanya menjajakan visi dan misinya saja. “Masyarakat sekarang sudah pintar, tak gampang dibohongi. Jadi, kalau calon pemimpin sudah berlandaskan pada agama, pasti niatnya juga akan suci dan iklas membangun,” katanya.
Usman mengatakan, siapapun Bupati dan Wakil Bupati Bima mendatang tak boleh mengecewakan masyarakat terlebih dengan janji-janji atau “onani” wacana. Pemimpin juga harus dalam adil dalam melaksanakan roda pemerintahan termasuk dalam melaksanakan pembangunan.
“Masalahnya, saat ini cukup sulit menemukan pemimpin yang benar-benar iklas peduli terhadap nasib rakyat. apalah pentingnya kekuasaan dibanding nasib dan kepercayaan masyarkat,” katanya.
Sementara politisi Partai Demokrat Nusa Tenggara Barat (NTB), Drs H Sulaiman Hamzah, menilai, calon pemimpin atau Bupati dan Wakil Bupati Bima, harus lebih memahami dan mampu menerjemahkan keinginan masyarakat. Mendorong hasil pembangunan yang maksimal dan melaksanakan otonomi daerah secara maksimal.
“Dari dulu hingga sekarang keadaan masyarakat hanya tampak kering saja, jadi ke depan sangat butuh orang yang bisa lebih memerhatikan nasib rakyat atau pro-rakyat,” katanya.
Diakui calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB terpilih itu, bisa dipastikan cukup banyak figur yang bakal bersaing dalam bursa Bupati dan Wakil Bupati Bima dalam Pemilu 2010 mendatang. Semuanya memiliki kans yang hampir sama. Namun, hanya satu yang terbaik, yakni pemimpin yang benar-benar mampu memahami kebutuhan masyarakat.
“Selama ini cukup banyak anggaran yang dialirkan dari pusat, namun belum merata termasuk hingga ke desa-desa. Jadi banyak desa yang kering, jadi itulah yang harus diperhatikan, “katanya.
Menurut Sulaiman, para calon sedikitnya, harus memiliki sejumlah modal melalui beberapa tahap agar bisa terpilih menjadi pemimpin terpilih, diantaranya harus digdaya dalam uji penentuan (fit and proper test), memiliki kendaraan dan amunisi politik, dukungan dan visi-misi yang jelas serta tendesi kepada masyarakat.
“Selain itu, penentuannya ada pada takdirnya sendiri, walaupun sekuat-kuatnya berusaha dan mencuri perhatian masyarakat, kalau tidak ada takdir itu akan sangat sulit,” katanya.
Seperti apakah pemimpin yang layak itu? Definisi pemimpin yang layak dalam pandangan Sulaiman, harus mampu dan selalu berjuang untuk kepentingan masyarakat. Bukan, malah memanfaatkan jabatan sebagai kendaraan meraih kekayaan. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar