Jumat, 31 Juli 2009

Koalisi 13: ZAMAN itu Zainul-Sukirman

Bima, Bimeks.-
Siapa sebenarnya yang menjadi paket Drs H Zainul Arifin yang akan maju menjadi calon Bupati Bima periode 2010-2015? Apakah Drs H Usman AK, seperti yang disebut-sebut sejumlah kalangan. Ataukah ada nama lain?
Sekretaris Koalisi 13 Parpol, Gatot Sukoco, SH, mengatakan Koalisi 13 masih tetap mengusung H Zainul Arifin sebagai calon bupati Bima. Meski saat deklarasi Rabu (29/7) lalu, Abuya menyebut nama Usman AK dan H Muchlis yang dianggap cocok mendampinginya, namun Koalisi 13 memiliki versi lain.
“Yang jelas Koalisi 13 belum bergeser untuk mendukung Haji Zainul Arifin. Ini karena ada pertimbangan kebutuhan koalisi untuk lima tahun mendatang,” katanya kepada Bimeks di BTN Pepabri, Jumat (31/7).
Dukungan itu, kata dia, karena melihat peluang untuk menang dalam Pemilu nanti. Soal siapa yang menjadi pendamping, masih dapat dibicarakan. Namun aspirasi yang diserap Koalisi 13, banyak yang menginginkan  calon Wabup dari kalangan Perguruan Tinggi (PT).  “Siapa yang akan mendampingi Abuya, kami masih berharap dari kalangan perguruan tinggi,” ujarnya.
Bagaimana dengan Usman AK? Dikatakan Gatot, sosok Usman memang dianggap tidak jauh dari latar belakang PT. Apalagi , ari kalangan guru. Dari sisi kapasitas dan akuntabilitas tidak terlalu jauh dari figur yang diinginkan Koalisi 13.
“Hanya saja kami berfikir untuk peluang menang. Akan lebih baik Zainul Arifin berpasangan dengan Sukirman Azis. Jadi ZAMAN itu Zainul Arifin-Sukirman Azis,” tandasnya.
Nama ini, kata dia, sudah lama disiapkan. Meskipun muncul sebutan lain dari istilah itu, yaitu Zainul-Usman. Akan lebih baik menurutnya, nanti ada tiga pasangan calon, yakni ZAMAN, AMAN (Aji Moa-Aji Najib) dan Ferry. Jika tiga paket itu maju, diprediksi ZAMAN akan mendapat dukungan sekitar 40 persen.
“Koalisi 13 banyak mendapat dukungan dari berbagai kalangan untuk mengusung ZAMAN, baik dari petani, nelayan, pengurus masjid, alumni perguruan tinggi, serta perguruan tinggi sendiri. Kami tinggal meningkatkan perolehan suara saja,” yakinnya.
Mengapa memilih wakil dari perguruan tinggi? Dijelaskannya, kampus dari sisi historis selalu menjadi gerbong perubahan. Kemerdekaan negeri ini tidak lepas dari peranan mahasiswa, demikian juga di era reformasi. Inilah yang menjadi pertimbangan, sehingga Abuya harus didampingi kalangan PT.
Alasan lain mengusung Abuya, kata Gatot, karena kerinduan akan lahirnya perda-Perda Islam. Tidak bisa dipungkiri saat Zainul menjadi Bupati, gema Islam berkumandang di Dana Bima. (BE.16)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar