Jumat, 24 Juli 2009

Pelajar SMA Wawo Tersangka Aborsi

Kota Bima, Bimeks.-
Setelah melalui proses penyelidikan, Kamis, Kepolisian Resort Kota (Polresta) Bima menetapkan DF, siswa kelas 3 SMA Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, sebagai tersangka kasus dugaan aborsi. Pasangannya, MD (21), masih ditahan bersama DF di Polsek Wawo.
Lima saksi sudah diperiksa polisi untuk penuntasan kasus menghebohkan itu. Aparat Kepolisian masih terus menyelidiki untuk mengetahui kemungkinan ada tersangka lainnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bima Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yuyan Priatmaja, SIK, menjelaskan, selain DF, hingga Kamis, masih mengamankan MD, mahasiswa pasangan laki-laki remaja 17 tahun itu, karena diduga berperan dalam kasus aborsi itu. "Hingga saat ini keduanya masih kami amankan, karena kami masih menyelidiki kemungkinan tersangka lain juga dalam kasus itu," ujar Yuyan kepada wartawan di Sat Reskrim, Polresta Bima.
Diakui Yuyan, hingga kemarin polisi sudah memeriksa lima saksi, dua diantaranya orang tua DF dan bidan Puskesmas Wawo yang sempat menangani siswa itu kala melahirkan bayi yang diketahui sudah meninggal dalam kandungan itu. Sesuai hasil pemeriksaan, perawat sempat memberikan obat maag kepada DF sesaat setelah tiba di Puskesmas sebelum melahirkan bayi itu.
"Saat itu, sesuai pengakuannya, dia diantar orang tuanya karena mengaku sakit perut dan langsung diberikan obat maag oleh bidan sebelum dia melahirkan bayi itu," ujarnya.
Mengenai penyebab pasti DF keguguran, diakui perwira menengah itu, masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap contoh ramuan yang digunakan pelajar itu. Sesuai hasil otopsi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima, bayi malang buah cinta terlarang itu dipastikan sudah berumur 5 bulan. "Hingga kini kita masih menyelidiki kasus itu sambil menunggu hasil uji laboratorium terhadap ramuan itu, apa itu penyebabnya atau obat maag itu," katanya.
Kendati DF mengaku mendapat ramuan peluntur kandungan itu dari rekannya, Yuyan menyatakan, polisi tidak mengamankan temannya itu, karena secara umum ramuan itu sudah diketahui oleh orang Bima bisa menyebabkan keguguran. "Ini beda dengan kasus Narkoba, karena secara umum ramuan itu sudah banyak yang tahu. Orang Bima pasti tahu," katanya.
Seperti yang dilansir Bimeks Rabu (23/7), DF mengaku nekat menggugurkan kandungan hasil hubungan gelapnya dengan MD, mahasiswa salah satu PT di Bima lantaran malu kepada orang tua dan tetangganya. Selama masa berpacaran, dia mengaku kerap berhubungan badan layaknya suami-istri.
Terakhir, "pergumulan" dua insan itu terjadi pada Februari lalu hingga akhirnya hamil dan nekat menggugurkan kandungannya itu dengan meminum ramuan peluntur kandungan racikannya sendiri. Saat itu, kondisi DF menurun hingga akhirnya dibawa oleh orang tuanya ke Puskesmas Wawo.
Aib DF tercium setelah warga melihat dia melahirkan bayi sebelum waktunya hingga akhirnya dilaporkan ke kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Wawo. (BE.17)

Pintar di Sekolah, Aktif Kegiatan Sosial
KASUS aborsi yang melibatkan DF itu menggemparkan guru SMAN 1 Wawo. Mereka tidak menyangka siswa hamil dan nekat menggugurkan kandungannya. Hingga kemarin, pelajar itu masih ditahan di Polsek Wawo.
Bagaimana keseharian DF dalam penilaian guru dan rekannya? Dalam interaksi sehari-hari, DF tampil kalem, disiplin, dan rajin mengikuti berbagai kegiatan sekolah. Maka, tidak heran selalu meraih peringkat lima besar dalam prestasi belajarnya.
"Kita tidak pernah menduga DF hamil karena memang badannya gembrot. Apalagi, tidak ada tanda-tanda seperti orang yang sedang hamil," ujar Siti Asmah, SPd, guru SMAN 1 Wawo, Kamis.
Tidak hanya itu. Asmah mengaku, siswanya itu tetap bugar, rajin mengikuti olahraga dan kegiatan berat lainnya. Bahkan, sama sekali belum pernah mengeluh, layaknya orang yang sedang hamil.
Tetapi, ada firasat yang dirasakannya dalam beberapa hari terakhir. Dibeberkannya, tiga hari sebelum kejadian itu, sempat memerintahkan DF duduk di depan kelas, karena tidak biasanya siswa perempuan duduk di belakang. Saat itu, DF kembali duduk pada mejanya sendiri di bagian depan, sedangkan Dadang, ketua kelas, dan Muhajirin kembali menduduki mejanya semula.
"Saya tidak pernah membayangkan yang lain dengan perubahan yang dilakukan siswa itu. Namun, sehari sebelum kejadian sempat mencurigai perut DF yang semakin membuncit, tetapi prasangka itu hanya dalam hati saja," katanya.
Hal senada dikemukakan guru lainnya, Muhtar H Abidin, SPd. Kasus yang menimpa siswanya itu sangat mengagetkan. Apalagi, hampir setiap apel dan masuk ke ruangan kelas mengingatkan agar menjaga diri dan tidak bergaul bebas.
Bahkan, diingatkan agar tidak sembarangan memilih jasa ojek saat pulang sekolah. "Ini sudah menjadi bubur, kita tak bisa berbuat apa-apa. Kita sangat sayangkan karena DF siswa yang pintar dan rajin," katanya.
Kekagetan yang sama dialami Ketua Karang Taruna Desa Kombo, sekaligus tetangga korban, Bunyamin, SPd dan staf Desa Kombo, Syarifudin. Dalam kegiatan Karang Taruna, DF sangat aktif menggalang temannya mengikuti lomba kasidah rebana. Selain itu, aktif berpartisipasi membantu rekan-rekannya.
Meski ditinggal ayahnya sejak kecil, tetapi sikapnya tetap ceria. Tidak heran hampir semua warga terheran-heran dengan kasus yang menimpanya. "Saya tidak tahu lagi setan apa yang merasukinya, sehingga nekat melakukan aborsi. Warga sangat sayang kepadanya dan prihatin dengan kejadian itu," kata Bunyamin.
Jika saja DF terbuka, katanya, warga akan menolong menikahkannya dengan pemuda yang berhubungan badan dengannya. "Kalau sudah begini, kita tak bisa menolongnya," katanya.
Orang tua korban yang dihubungi, tak bisa berkata apa-apa. Hanya deraian air mata yang bisa mengungkap isi hatinya. Bahkan, sepatah kata pun tak bisa keluar dari mulutnya. Dia sangat terpukul dengan peristiwa yang menimpa putri yang disayanginya itu. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar