Rabu, 29 Juli 2009

Ratusan Barang Kedaluwarsa Disita


Kota Bima, Bimeks.-
Ratusan jenis makanan, minuman kedaluwarsa dan kosmetika berbahaya, seperti susu, Fanta, Coca-Cola dan roti, Rabu (29/7), disita tim gabungan saat menyisir sejumlah toko dan kios di sejumlah wilayah di Kota Bima. Razia dilakukan di wilayah Sadia dan pasar raya Bima.
Razia gabungan yang dibagi dua tim itu dimulai sekitar pukul 09.00 Wita, dengan konsentrasi wilayah timur meliputi Rasanae Timur, Raba, dan Asakota. Wilayah Rasanae Barat meliputi kompleks pasar raya Bima dan terminal Dara.
Khusus di sekitar terminal Dara, tim gabungan I yang terdiri dari Kepolisian, Linmas, Pol PP, Inspektorat, Diskoperindag dan Dikes Kota Bima mengamankan puluhan jenis makanan, minuman kedaluwarsa dan kosmetika berbahaya dari sejumlah toko.
Pada bagian lain, tim gabungan II juga menyita puluhan jenis produk makanan dan minuman kedaluwarsa saat menyisir sejumlah toko dan kios di Sadia. Tanpa kompromi, tim langsung mengamankan produk yang diketahui telah melampui batas waktu penggunaannya itu.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Diskoperindag Kota Bima, Ratnaningsih menyebutkan, secara umum, razia gabungan itu dilakukan untuk memastikan masyarakat terhindar dari bahaya mengonsumsi produk berbahaya, apalagi menjelang bulan suci Ramadhan 1430 Hijriyah. “Razia ini sengaja kita lakukan lebih awal agar jangan sampai saat puasa nanti masih beredar produk berbahaya itu,” ujar Ratnaningsih kepada wartawan di Dara, Rabu (29/7).
Diakuinya, tidak hanya toko dan kios, sesuai rencana tim, razia akan dilakukan hingga Sabtu (2/8) mendatang terhadap sejumlah swalayan. Termasuk sejumlah gudang yang diketahui masih menyimpan produk berbahaya itu. Sejumlah toko dan kios serta swalayan diperkirakan masih nekat menjual sejumlah produk larangan itu.
“Selain, produk makanan dan miniuman, razia juga kita fokuskan pada produk kosmetika dan alat ukur timbangan, karena menjelang Ramadhan daya beli masyarakat tinggi dan rentan terjadi kecurangan,” katanya. (BE.17/ BE.13)

Sebagian Pemilik Toko Protes

Razia tim gabunganitu terhadap produk makanan, menuai protes dan perlawanan sejumlah pemilik toko. Sebagian pemilik toko ngotot barang jualan mereka tidak diamankan, meski diketahui berbahaya.
Aksi protes itu terjadi saat sejumlah tim gabungan mengamankan salah produk makanan di toko Hayati Sadia. M Saleh, pemilik toko Hayati. mendadak ngamuk dan ngotot tak ingin barang jualannya diangkut. Cekcok mulut pun sempat terjadi antara tim gabugan dengannya.
Namun, meskipun sempat menuai protes, tim gabungan tetap mengangkut sejumlah produk makanan dan minuman yang dianggap berbahaya itu.
Saleh mengaku kecewa dengan langkah tim gabungan razia yang memboyong barang jualan miliknya tanpa alasan jelas. Tim gabungan hanya menyita sebagian roti yang dianggap berbahaya, sementara sisanya tidak disita.
“Kalau memang kedaluwarsa atau berbahaya kenapa sebagian tidak diangkut, hanya beberapa saja yang diangkut. Toh di bungkusnya juga tidak ada dicantumkan tanggal, kok langsung serobot,” sesalnya.
Saleh mengaku merugi menyusul langkah tim razia gabungan memboyong dagangannya. Pasalnya, harga hasil jualanya itu mesti disetor kepada pemasoknya. “Roti biasanya di bawa ke sini sekali seminggu dan diganti, makanya aneh saja dibilang berbahaya dan langsung diangkut,” katanya. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar