Kota Bima, Bimeks.-
Mengantisipasi minimnya pasokan air untuk pengairan, kelompok tani di Kelurahan Lampe Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima menemukan cara baru. Yakni membuat ‘saluran cacingan’ hingga air terbagi pada setiap lahan pertanian.
Beberapa kawasan yang mulai menerapkan ‘saluran cacingan’ itu terletak so Nggeru, so Mangge, so Bae, Jangkara, dan so Mpori Ngame. Mereka hanya menggunakan irigasi Dam Nggeru yang lolos dari terjangan banjir, beberapa waktu lalu.
Dengan cara baru itu, pengairan yang dialirkan dari saluran besar kemudian dibagi melalui saluran cacingan yang menuju setiap lahan pertanian.
“Cara ini kita lakukan untuk mengantisipasi minimnya air pada musim kering II. Terbukti, air bisa dibagi dengan baik dan merata,” ujar Sekretaris Kelompok Tani Rejeki Murni, Syafrudin, di Lampe, Jumat (24/7).
Pada musim kering ini, katanya, petani Lampe memilih menanam kedelai dan kacang. Untuk sebulan ke depan air masih cukup, meski sebagian petani harus mengalirkan air melalui mesin. Apalagi, dam Nggeru harus mengalirkan air pada lahan sebelah kiri dan kanan sungai. “Dengan semangat kerja petani untuk menanam kedelai dan kacang kita harus bisa menerapkan cara baru untuk membagi air,” katanya.
Selama ini, katanya, sebagian petani semaunya menggunakan air untuk beberapa hari, tetapi dengan ada ‘saluran cacingan’ setiap kawasan dibagi sekitar lima hingga tujuh ‘saluran cacingan’. Saluran itu, kecil-kecil dan dengan mudah air masuk pada setiap lahan, tanpa harus melewati lahan orang dalam beberapa hari. “Setelah penuh air langsung disalurkan kepada lahan yang lain,” katanya. (BE.13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar