Bima, Bimeks.-
Kendati Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST, gencar menyatakan pembangunan Kabupaten Bima sudah berhasil, namun ada penilaian lain dari akedemisi. Hingga empat tahun terakhir, akademisi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo, Arif Sukirman, MH, menilai hasil yang dicapai belum sepenuhnya maksimal.
Menurut Arif, hasil pembangunan empat tahun terakhir di Kabupaten Bima masih banyak kelemahan-kelemahan kebijakan, hasil pembangunan yang belum sepenuhnya terarah atau terealisasi. Mulai dari realisasi visi dan misi, hingga arah penggunaan anggaran.
“Kita objektif saja melihat subtansi kemajuan daerah yang dikonsepkan sebelumnya, pemindahan ibokota kabupaten, hingga sekarang mau masuk lima tahun, belum terwujud” ujar Arif di kampus STISIP Mbojo, Sabtu (8/8), berkaitan dengan refleksi arah kebijakan dan sejumlah proses pembangunan Kabupaten Bima dalam empat tahun terakhir ini.
Arif mengatakan, pembangunan beberapa tahun terakhir ini belum sepenuhnya maksimal, padahal anggaran dari pemerintah pusat banyak. Hal itu salah satunya bisa dilihat dari jumlah kemiskinan yang membelit Kabupaten Bima hingga saat ini dan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang cenderung statis.
Selain itu, perhatian dalam bidang pendidikan untuk beasiswa semakin rendah. “Apa kita mau disuguhi kemajuan hanya dengan kerlap-kerlip lampu, sementara itu juga malah menambah baban pemadaman listrik bagi masyarakat,” ujar Arif.
Menurutnya, untuk menggenjot hasil pembangunan, pemerintah harus memberikan atensi khusus dan mempercepat proses pemindahan ibukota Kabupaten Bima seperti dituangkan dalam visi-misi Bupati Bima sebelum terpilih.
Mulai dari pembebasan lahan penyiapan dana dengan cara mengefisiensi anggaran bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), tidak hanya pihak legislatif namun melibatkan elemen masyarakat yang berkompeten dalam bidang itu. Pemerintah juga tidak boleh hanya terfokus mengandalkan anggaran dari DAU dan DAK tanpa lobi-lobi khusus di pusat.” Ironis sekarang anggaran khususnya beasiswa pendidikan baik S1,S2 hingga S3 sekarang hampir tidak ada,” katanya.
Arif menambahkan, siapapun calon pemimpin daerah ke depan, harus memiliki konsistensi visi-misi yang jelas, reoksioner terhadap keinginan masyarakat dan tidak asal bombastis onani wacana atau menjual janji politik. (BE.17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar