Kamis, 13 Agustus 2009

Eksekutif Apresiasi Perubahan Raba Salo

Kota Bima, Bimeks.-
Setelah sempat tertunda beberapa kali, langkah Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bima, wartawan, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), kelompok masyarakat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima yang tergabung dalam Gerakan Rabasalo, mengangkat sampah di lokasi itu berhasil. Rabu (11/8), Gerakan Rabasalo mengelar diskusi satu arah di kafe Marewo, sekitar Rabasalo.
Selain dihadiri sejumlah mahasiswa dan wartawan, ada yang menarik dalam diskusi atau acara syukuran gerakan peduli lingkungan itu.
Hadir pejabat penting Pemkot Bima, mulai dari Wali Kota Bima, HM Nur A Latif, Wakil Wali Kota, H Qurais H Abidin, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH), Ir Abdul Hakim HAR.
Dalam kesempatan itu, Nur Latif, membagikan buku Jumat Khusu tulisan N Marewo dan menyampaikan sejumlah polemik, permasalahan sosial masyarakat Kota Bima. Termasuk kebijakan pemerintah yang sempat menuai pro dan kontra, melarang pemalangan jalan di depan masjid ketika hari Jumat atau yang dikenal Jumat Khusu.
“Kebiasaan itu tidak tepat diterapkan sekarang, bukan kita tidak ingin mengadopsi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bima tentang Jumat Khusu, tapi memang tidak cocok diterapkan saat ini, khusu bisa saja, tapi tanpa pemalangan,” ujar Nur Latif.
Wakil Ketua KNPI Bidang Lingkungan Kota Bima, Abdul Haris, MSi, mengatakan, secara umum diskusi itu untuk merekatkan dan memantik partisipasi seluruh elemen terhadap persoalan lingkungan. Keterlibatan sejumlah elemen dalam Gerakan Rabasalo itu diharapkan bisa memantik kesadaran masyarakat dalam menangani persoalan lingkungan lainnya.
“Kita berharap setelah dam Rabasalo bersih, gerakan yang kita lakukan bisa menjadi contoh untuk penanganan sampah pada sungai-sungai yang lain,” ujar Haris.
Sebelumnya, pembersihan Rabasalo sempat terhambat karena dana untuk membiayainya belum dibayarkan. Kenyataan itu menyebabkan KNPI dan elemen lainnya mendesaknya. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar