Jumat, 28 Agustus 2009

Gempa Berguncang, Siswa dan Guru Panik

Kota Bima, Bimeks.-
Gempa dengan magnitud 6,9 Skala Richter (SR) menguncang Bau-Bau Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (28/9), sekitar pukul 09:5:17 Wita, 234 kilometer tengara wilayah itu. Gempa itu terasa sampai di Bima. Meskipun getaran rendah, namun tetap memicu kepanikan.
Seperti yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bima berhamburan keluar ruangan kelas. Tidak terkecuali siswa dan guru. Siswa saat itu sedang mengikuti kegiatan Ramadan. Mereka lari keluar ketika gempa terasa untuk kedua kalinya.
Pantauan Bimeks di MAN 2 Kota Bima saat gempa terjadi, siswa dan guru di lantai dua lari menuruni tangga. Meski tidak semua panik, karena gempa yang dirasakan kecil.
Awalnya, ada yang menduga, gempa itu akibat aktifitas gunung Sangiang dengan status waspada. Apalagi, para guru ada yang membaca pemberitaan Bimeks mengenai gunung merapi di Kecamatan Wera itu.
Kepala MAN 2 Kota Bima, Drs Abdul Haris, MPd, mengatakan akibat gempa itu menyebabkan semua panik. Siswa pun dipulangkan, apalagi bangunan sekolah berlantai dua. “Kami pulangkan dulu siswa karena kepanikan gempa. Apalagi, bangunan sekolah berlantai dua,” katanya di MAN 2 Kota Bima, Jumat.
Selain guru dan siswa MAN 2 Kota Bima, gempa itu juga sempat mengagetkan warga lainnya. Tidak terkecuali para pegawai di kantor pemerintahan. Namun, karena getaran gempa yang kecil, sehingga tidak menimbulkan kepanikan berlebihan.
Banyak juga yang mengaku tidak merasakan gempa itu. Mekipun terjadi dua kali guncangan dan cukup lama. Rupanya, gempa itu hanya imbas dari gempa di Sultra itu.
Sebagian warga yang merasakan gempa panik dan lari berhamburan, seperti di Rabadompu. Sebagian pengunjung dan pasien RSUD Bima juga sempat panik akibat guncangan gempa itu.
Meski ada yang panik sebagian warga juga ada yang mengaku tidak merasakan gempa, bahkan mereka sibuk dengan rutinitas atau aktifitasnya seperti di kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bima.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Bandara Muhammad Sultan Salahuddin, I Nyoman Arga, menyebutkan, sesuai data pusat pencatat gempa (episentral) episentrum gempa terjadi pada koordinat 7 derajat, 37 menit Lintang Selatan, 123 derajat, 50 menit Bujur Timur. Kilometer 234 Bau-bau Sulawesi Tenggara, dengan kedalaman 670 Km.
Secara umum, gempa tektonik di Indonesia terjadi akibat pergeseran dua lempeng yang berbeda yakni lempeng samudera Hindia dengan benua Austrilia, akibat pengerutan (stressing) di kulit Bumi karena panas. Secara umum, hampir seluruh wilayah di Indonesia termasuk dalam busur dalam gempa tektonik yang biasa membentuk sesar (fault).
Pantuan Bimeks sejumlah warga Rabadompu tampak panik saat gempa tektonik Jumat pagi menguncang Bima meski kekuatan atau getaran gempa terbilang kecil dirasakan. Sebagian warga juga ada yang tampak tenang. (BE.16/BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar