Kota Bima, Bimeks.-
Jumlah kasus cacingan yang dialami siswa pada empat Sekolah Dasar (SD) di Kota Bima mencapai sekitar 35 persen. Terutama siswa di wilayah pinggir perkotaan. Demikian dikatakan Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima, Abdul Muthalib, kepada wartawan di Paruga Nae, Senin (10/8).
Dijelaskannya, empat SD itu pada dua wilayah Puskesmas, yakni Asakota dan Mpunda. Masing-miasng dua sekolah yang diteliti untuk mengetahui tingkat kasus cacingan di kalangan siswa SD.
Di SDN 1 Kota Bima, ditemukan hanya satu kasus, sedangkan SDN 46 hampir 30 persen siswa mengalami cacingan. Sementara dua SD di Mpunda, ada yang 41 persen. Angka itu dinilai tinggi, sehingga semua siswa diberikan obat cacing, meski tidak positif.
Program ini, kata dia, untuk mengetahui prevelensi. Untuk daerah NTB, hanya dua daerah, yakni Lombok Timur dan Kota Bima. Masing-masing disurvai pada empat SD.
Hari pertama, siswa mengisi kuisioner untuk menguji pengetahuan mereka tentang cacingan. Pertanyaannya seputar untuk apa mandi, apa yang dilakukan sebelum makan, dan kondisi kuku. Pada hari kedua, diminta membawa visin yang dimasukkan dalam pot yang telah dibagikan. Selanjutnya mengetes, apakah positif cacingan atau tidak.
“Jika positif, maka kami akan memberikan obat. Namun, jika lebih dari 30 persen siswa positif, maka semua siswa diberikan obat,” ujarnya.
Dikes merencanakan melanjutkan kegiatan itu, namun dengan membagikan obat pada semua siswa. Pasalnya, jika diuji dahulu akan membutuhkan banyak dana. (BE.16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar