Senin, 28 September 2009

Dana Beasiswa dan BOS SMPN 1 Soromandi Diduga Ditilep

Bima, Bimeks.-
Sejumlah guru SMPN 1 Soromandi menduga dana beasiswa miskin sebesar Rp8,7 juta bagi 60 siswa tak jelas penggunaannya. Kepala sekolah (Kasek) setempat, Abubakar, diduga menyalahgunakannya. Selain itu, guru setempat menduga pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2008 juga tak jelas penggunaannya.
Buntutnya, menurut pengakuan guru setempat, Inspektorat Kabupaten Bima terpaksa menunda pencairan dana BOS tahun 2009, karena masih ada Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) penggunaan anggaran itu.
Guru SMPN 1 Soromandi, Nursaidin kepada wartawan mengungkapkan, dugaan itu berawal saat rapat bersama Dewan Guru. Saat itu, sejumlah guru “meradang” melihat indikasi ketimpangan dan menanyakan alur penggunaannya.
Bahkan, diakuinya, Wakasek Kurikulum, Drs Muhtar menolak permintaan Kasek untuk membuatkan SPJ fiktif penggunaan dana BOS dan uang beasiswa miskin itu menjelang pemeriksaan Inspektorat. “Semestinya uang 8,7 juta itu sudah dibagikan kepada masing-masing siswa sebesar 145 ribu,” ujar Nursaidin di Mande, Kota Bima, Sabtu (26/9).
Menurut dia, sesuai petunjuk yang diketahui sejumlah guru di sekolah itu, beasiswa miskin itu semestinya dicairkan setiap triwulan. Namun, tak pernah dicairkan oleh Kasek. Termasuk untuk periode Januari hingga Maret. “Saat itu guru-guru dan komite juga sempat menanyakan kemana uang itu, tapi tidak pernah diberikan jawaban pasti kemana uang itu,” ujarnya.
Tidak hanya itu. Diakui Nursaidin, uang honor guru di sekolah itu sudah lama termasuk tahun 2008 tidak dibayarkan. Padahal, pencairan dana BOS sudah dilakukan Dinas Dikpora. Termasuk jatah BOS bagi 200 siswa dengan alokasi masing-masing Rp43 ribu atau total Rp32 juta nyaris tidak pernah utuh, bahkan mandeg tanpa alas an yang jelas. Tidak sampai di situ, Kasek juga nekat memalsukan tandatangan guru.
Katanya, hal itu diketahui sejumlah guru setelah mengetahui informasi dana BOS cair, namun tidak pernah direalisasikan. “Hari Sabtu kemarin, guru-guru mengamuk hampir merusak sekolah itu, karena honor mereka tidak pernah dibayar lagi, padahal BOS sudah cair,” ujarnya.
Menurut Nursaidin, sebenarnya dugaan skandal BOS dan bantuan beasiswa itu sudah lama tercium. Beberapa guru malah sempat melaporkannya kepada UPT Dinas Dikpora, namun nyaris tidak pernah direspons hingga memunculkan reaksi guru. Namun, kini kasus itu sudah tercium oleh Inspektorat Kabupaten Bima. “Saat audit Bawasda, tidak ada SPJ yang sampaikan kepala sekolah,” katanya.
Bagaimana reaksi Kepala SMPN 1 Soromandi, Abubakar, atas sejumlah tudingan itu? Saat dihubungi melalui telepon selularnya, dia enggan mengomentari saat ditanya soal dugaan penyalahgunaan dana
itu. Malah, meminta agar tidak menulis persoalan itu. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar