Senin, 28 September 2009

Maman Kembali Persoalkan Ferra

Kota Bima, Bimeks.-
Saat ini, dinamika internal Partai Golkar Kota Bima kian menghangat. Perbedaan pendapat dalam penentuan figur calon Ketua Ketua DPRD Kota Bima versi ‘pohon Beringin’ terus dipersoalkan. Salah satu politisi yang hingga kini masih ngotot dalah H Maman Siraj, unsur pimpinan Partai Golkar Kota Bima.
Dia mengaku gerah dengan pemberitaan partai yang membesarkannya itu berkaitan dengan terpilihnya Hj Ferra Amelia, SE, sebagai calon Ketua DPRD Kota Bima.
Maman tidak mengakui terpilihnya Ferra, karena terdapat kesalahan serius di tubuh partai tentang pengusulan nama calon oleh DPD Partai Golkar Kota Bima kepada DPD Partai Golkar NTB. “DPD I telah salah dalam memutuskan siapa yang berhak untuk menjabat sebagai Ketua Sementara DPRD Kota Bima,” katanya Senin (28/8) di hotel La Ila.
Dijelaskannya, DPD Partai Golkar NTB telah melanggar aturan pada point 2 yang menyebutkan, calon ketua DPRD adalah unsur pengurus inti partai, pernah menjabat sebagai anggota DPRD, dan menduduki kursi Ketua DPRD.
Keputusan DPD Partai Golkar NTB itu, menurut Maman, tidak beralasan karena telah merekomendasikan Ferra Amelia sebagai calon Ketua DPRD Kota Bima. Mereka tidak melihat kapasitas Ferra dalam partai, karena hanya pengurus underbouw atau sayap partai dan belum bisa direkomendasikan untuh jabatan itu.
“Problem itu akan berdampak pada merosotnya kepercayaan kader pada partai. Ada apa dengan DPD I?” ujarnya.
Katanya, rapat pleno DPD Partai Golkar Kota Bima pada 16 Septeber di sekretariat partai dihadiri sekitar sepuluh pengurus itu, seharusnya hadir enam puluh pengurus. Oleh karena itu, untuk mempertahankan eksistensi Partai Golkar ke depan, seluruh pengurus dan kader harus patuh dan tunduk pada aturan main partai.
Sebelumnya, Wakil Ketua II DPD Partai Golkar Kota Bima, H Amirudin MT, SH, mengatakan rapat pleno sudah sesuai ketetapan dan ketentuan partai berlambang beringin itu. Sebagian besar peserta rapat pleno pada 16 September lalu, menyetujui Ferra Amelia. Hanya dua orang saja yang memilih Subhan.
Selain hampir seluruh pengurus harian, katanya, rapat pleno saat itu juga dihadiri pengurus DPD Partai Golkar NTB, H Wahidin M Nur dan Baiq Isfi. “Tidak ada pemaksaan kehendak, penetapan Ferra sesuai hasil pleno,” ujar Amiruddin.
Ketua PK Partai Golkar Rasanae Timur, Tiswan Suryaningrat, SH, menegaskan, penetapan Ferra sebagai Ketua sementara DPRD Kota Bima sudah sesuai mekanisme dan berdasarkan hasil rapat pleno. Apalagi, sudan ditetapkan dengan putusan DPD Partai Golkar NTB.
“Semestinya Subhan bisa legowo menerima hasil pleno itu, jika mempersoalkan itu sama saja dengan mengkhianati keputusan partai. Pleno sudah jelas-jelas menetapkan ibu Ferra sebagai ketua,” ujarnya.
Mengenai petunjuk atau surat DPP yang mengisyaratkan calon Ketua DPRD yang dipilih harus memiliki pengalaman sebagai anggota Dewan dan dari unsur pimpinan DPD, menurut Tiswan, tidak terlalu penting dan bisa dilanggar. Pasalnya, dalam surat itu juga tidak mencantumkan sanksi jika tidak melaksanakan sejumlah petunjuk itu.
“Semua kader Golkar memiliki kesempatan, apalagi ibu Ferra memiliki suara terbanyak dalam Pemilu. Selain itu, ibu Ferra juga merupakan bagian dari pengurus sayap Partai Golkar, KPPG,” ujarnya. (K02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar