Senin, 14 September 2009

Nah, Raskin Terancam “Hangus” lagi

Kota Bima, Bimeks.-
Tradisi sejumlah desa dan kelurahan menunggak pembayaran besar miskin (Raskin) masih terjadi juga hingga tahun 2009. Akibatnya, distribusi atau kuota beras itu terancam “hangus” jika terus menunggak.
Kepala Sub-Divisi Regional II Bulog Bima, Efdel MS, menyebutkan, berdasarkan data Bulog, tunggakan itu rata-rata hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Bima, dengan variasi jumlah dan periode yang berbeda pula. Selain di Kabupaten Bima, beberapa kelurahan di Kota Bima juga tercatat masih menunggak pembayaran Raskin.
Padahal, kenyataan itu mengancam terhentinya distribusi raskin kepada masyarakat. “Jika desa atau kelurahan masih saja menunggak, kita tidak bisa memberikan Raskin lagi dan itu terancam hangus,” ujar Efdel di kantor setempat, Senin (14/9).
Disebutkannya, berdasarkan data Bulog, beberapa wilayah yang saat ini masih menunggak pembayaran Raskin di Kabupaten Bima, diantaranya Desa Timu Kecamatan Bolo sebesar Rp10 juta lebih, Talapiti (Rp 8 juta), Parado Wane (Rp10 juta), Kawinda Toi Kecamatan Tambora (Rp7 juta lebih), Desa Kaleo Kecamatan Lambu (Rp3 juta lebih). Total tunggakan Kabupaten Bima untuk bulan Juni sebesar Rp30 juta lebih, Juli sebesar Rp88 juta lebih, Agustus Rp 359 juta lebih, September Rp575 juta lebih.
“Rata-rata sebagian besar yang masih menunggak itu hampir merata di kecamatan di Kabupaten Bima hampir seluruh desa,” ujarnya.
Tidak hanya sejumlah desa di Kabupaten Bima, beberapa kelurahan di Kota Bima juga masih ada yang menunggak. Di antaranya Rabadompu Barat sebesar Rp2 juta lebih, Penaraga (Rp5 juta lebih), Paruga (Rp8 juta lebih), dan Nae (Rp4 juta lebih). “Ada juga sebagian kelurahan yang sudah melunasi Raskin,” ujarnya.
Diakuinya, berdasarkan hasil pendataan Bulog, mandeknya pembayaran Raskin karena persoalan atau ulah beberapa kepala desa (Kades) yang menunggak, padahal masyarakat sudah menyetornya.
Sesuai rencana distribusi beras miskin (Raskin) tahun 2008 sebanyak 16.231950 ton, namun terealisasi hanya 16.070.070 ton. Sisa stok beras per 31 Desember 2009 untuk Kota Bima sebanyak 2.057,17 ton Kabupaten Bima 4.615,30 ton.
Pagu tahun 2009 sebesar 17611380 dengan kenaikan Rumah Tangga sasaran (RTS) sebesar Rp5.087 dari jumlah awal sebesar 97.841 RTS. “Secara nasional kita (NTB) memiliki stok beras yang terbaik,” ujarnya.
Efdel mengatakan, sebenarnya sudah banyak sejumlah upaya penanganan persoalan itu yang dilakukan Bulog, termasuk berkoordinasi dengan tim Bulog yang terdiri dari pihak pemerintah dan aparat Kepolisian.
Namun, belum sepenuhnya maksimal, masih saja ada ada banyak desa yang membandel dan menunggak pembayaran Raskin. Padahal, ulah beberapa desa itu mengancam distribusi Raskin periode selanjutnya. “Jika masih saja mandek, maka Raskin kita terancam akan dievaluasi, dari pusat bisa menilai masyarakat tidak membutuhkan lagi Raskin,” ujarnya.
Menyoal keluhan kurangnya kuota atau timbangan Raskin, Efdel menyarankan masyarakat melaporkannya kepada Bulog agar diganti dan ditambah. Persoalan itu bisa saja akibat bocornya kantung beras selama saat dimobilisasi. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar