Senin, 28 September 2009

PNS tak Disiplin Dihadang Petugas

Kota Bima, Bimeks.-
Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, masih perlu dipacu. Masih ada yang molor atau tak hadir tepat waktu. Seperti yang dilihat Senin (28/9) saat apel gabungan di halaman Pemkot Bima. Saat itu, pembina upacara adalah Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bima, Drs H Jakariah.
Sejumlah PNS yang terlambat hadir dihadang oleh petugas di depan kantor Pemkot Bima. Kenyataan seperti itu seringkali terjadi.
Jakariah mengingatkan PNS agar benar-benar menerapkan disiplin waktu. Dia tidak menerima alasan dalam bentuk apapun yang tidak masuk akal berkaitan dengan keterlambatan pegawai agar hadir di kantor. “Kecuali ada musibah yang tidak dapat dihindari,” ujarnya.
Dikatakannya, pegawai yang melanggar ketentuan itu, secara administratif akan ditindak tegas. Mereka yang memiliki kebiasaan buruk pada jam masuk dan pulang kerja, akan ditegur secara lisan dan tertulis.
Jakariah menambahkan Pemkot Bima akan menambah jam kerja, setelah beberapa hari lalu, seluruh pegawai mengikuti cuti bersama. Menurunnya disiplin waktu yang sekarang terjadi, karena kendornya penerapan disiplin atasan. “Pegawai yang tidak disiplin waktu, atasannya yang akan bertanggungjawab. Dengan demikian, ke depan para PNS akan lebih disiplin,” katanya.
Mengenai pegawai sukarela yang resah dengan legitimasi pemerintah, Jakariah mengingatkan, tidak ada penerbitan SK honor yang baru sebelum ada perubahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2005. Menjamurnya pegawai sukarela yang baru juga disayangkannya.
Dijelaskannya, kalaupun pemerintah merekrut tenaga honor yang baru secara nasional di provinsi, kota, dan kabupaten maka ditetapkan sebanyak 200 tenaga honor. Untuk Kota Bima, jumlah tenaga sukarela dengan masa kerja sampai tahun 2005 sebanyak 1.075 orang.
Dari jumlah itu, katanya, akan diambil sebanyak 200 orang, maka secara nasional pemerintah pusat akan mengeluarkan anggaran gaji sebanyak Rp1,5 triliun/bulan. “Jumlah yang sangat besar dan pemerintah akan kesulitan membayarnya,” katanya. (K02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar