Senin, 28 September 2009

Sebagian Petani Bawang Tunda Penjualan

Bima, Bimeks.-
Sejak akhir Ramadan 1430 Hijriyah lalu, sebagian petani di Kecamatan Sape Kabupaten Bima sudah memanen tanaman bawangnya. Sebagian bakal dipanen dalam waktu tak lama lagi.
Bagi yang panen, ada yang langsung menjualnya, ada juga yang masih bertahan dengan menyimpannya. Penjualan dilakukan bagi yang kepepet dalam hal keuangan, sedangkan yang bertahan menunggu harga lebih tinggi.
Saat ini, harga pasaran bawang di Sape dan sekitarnya sekitar Rp400 ribu hingga Rp450 ribu/kuintal. Para petani mengaku, nilai itu masih rendah, sehingga sebagian besar memilih menyimpannya. Seperti pengakuan M Ali dan Adnan.
Ali yang dihubungi Sabtu lalu di Naru Barat mengaku, tak ingin terburu menjual dan menunggu harga yang dinilainya layak atas hasil jerih- payahnya. Saat ini, bawang yang ditanaminya ditumpuk di halaman rumah dan ditempatkan pada tempat khusus agar tidak cepat rusak.
Petani lainnya, Adnan, juga menyediakan tempat khusus untuk hasil panennya di bawah kolong rumah. Nanti jika ada momentum yang tepat dengan harga yang relatif lebih tinggi dari tawaran saat ini, maka akan dijualnya.
Hal yang sama diakui Nurseha, warga Naru Barat. Katanya, saat ini tawaran harga hanya Rp430 ribu saja sehingga belum dijual. Dia berharap agar pergerakan harga terus naik agar pendapatan musim ini lebih banyak. “Semoga harga terus naik agar ada keuntungan lebih,” katanya di Sape, Sabtu lalu.
Dia mengaku, pascapanen bawang, tanaman yang diusahakan suaminya adalah jagung. Pengolahan jagung diakuinya lebih mudah dibandingkan bawang karena rentan terhadap penyakit.
Pantauan Bimeks, sepanjang jalan menuju Sape terlihat tumpukan bawang hasil panen di pinggir jalan negara itu. Terutama di sekitar Desa Jia dan bagian selatan Parangina. (BE.12)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar