Senin, 28 September 2009

Seminggu, 24 Tewas, 162 Orang Terluka

Kota Bima, Bimeks.-
Hanya dalam tempo seminggu, korban meninggal dunia karena kecelakaan lalulintas (Lakalantas) di NTB mencapai 24 orang tewas, 162 luka-luka. Data itu diungkapkan Kepala PT Jasa Raharja NTB, Drs Amin Ardi S, MM, Senin (28/9).
Amin menjelaskan data itu saat penyerahan santunan kepada tujuh ahli waris korban Lakalantas di Kota Bima maupun korban kecelakaan bus Surya Kencana di Dompu, Sabtu (19/9) lalu.
Angka itu berdasarkan data yang diterima dari Posko Operasi Rintam Ketupat Lebaran tahun 2009 Polda NTB selama periode H-7 hingga H-0 di wilayah hukum NTB. “Hanya dalam tempo seminggu, korban meninggal dunia, karena itu kecelakaan lalulintas di NTB sangat fantastik. Kita telah memberikan santunan sebesar 600 juta,” jelasnya di kantor Wali Kota Bima.
Amin menambahkan, total santunan yang diserahkan berjumlah Rp175 juta yang diterima masing-masing ahli waris sebesar Rp25 juta. Korban kecelakaan maut bus Surya Kencana di jalan lintas Dompu-Sumbawa di Desa Kwangko Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu masing-masing Ramadhan Fahmitullah (11 tahun), Nur Quraini (4 bulan), dan Febrian Purnama (19 tahun).
Korban tewas dalam Lakalantas di wilayah hukum Polresta Bima, masing-masing Tasrif (20 tahun), Adrian (7 tahun), M Yusuf (52 tahun) dan Yayan Kadrin (11 tahun).
Santunan asuransi itu, katanya, berasal dari dana partisipasi aktif masyarakat penumpang angkutan umum yang membayar iuran wajib kendaraan bermotor umum (IWKBU) dan dibayarkan bersama tiket kendaraan. Selain itu, sumbangan wajib dana kecelakaan lalulintas jalan (SWDKLLJ) yang disetor setiap tahun bersama pelunasan pajak kendaraan bermotor. “Santunan berasal dari masyarakat dan kita serahkan kembali pada masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bima, Drs HM Nur A Latif, meminta kepada ahli waris tidak terus larut dalam kedukaan yang mendalam, karena apapun yang menimpa manusia merupakan takdir yang tidak bisa ditolak. “Santunan yang diberikan semoga dapat bermanfaat untuk meringankan kesedihan keluarga korban,” katanya.
Katanya, meski santunan itu tidak bisa menghapus kesedihan ahli waris, tetapi setidaknya bisa mengurangi kedukaan. Dia memuji kecepatan pelayanan santunan oleh PT Jasa Raharja NTB pada para keluarga korban. “Hanya seminggu pasca-kecelakaan ahli waris sudah mendapat santunan tanpa melalui proses yang berbeli-belit,” ujarnya.
Mengenai angka kecelakaan lalulintas di Kota Bima dan NTB, Nur Latif mengaku prihatin. Apalagi, penyebab utama kecelakaan itu adalah unsur kelalaian manusia.
Dijelaskannya, ada tiga unsur utama terjadinya kecelakaan yaitu faktor manusia, peralatan, dan alam. Dia meminta agar setiap yang ingin berkendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. memperhatikan stamina dan selalu waspada. “Kalau mau berkendaraan, harus dalam kondisi fit karena berkendaraan butuh stamina dan konsentrasi tinggi,” ujarnya.
Selain itu, saran Nur Latif, kalau mengantuk jangan memaksakan menyupir atau naik kendaraan, karena bisa jadi bukan lebih cepat sampai di tempat tujuan, tetapi malah di rumah sakit.
Faktor kedua pemicu kecelakaan, menurut Wali Kota Bima, adalah kendaraan. Sebelum menggunakan kendaraan, harus dicek terlebih dahulu kelayakan jalannya agar tidak menimbulkan masalah. Terakhir adalah faktor cuaca. “Cuaca tidak bisa diprediksi, kita hanya berdoa minta perlindungan Allah saja,” ujarnya. (BE.14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar