Kota Bima, Bimeks.-
Di tengah usaha keras Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menata dan membersihkan lingkungan, kondisi pasar raya Bima belum sepenuhnya tuntas. Tumpukan sampah masih terlihat pada berbagai sudut pasar, bau tidak sedap pun tercium.
Selain itu, tatanan lapak pedagang amburadul, saluran pembuangan kurang teratur, dan masih banyak lagi permasalahan yang lain yang menambah buruk keadaan pasar raya Bima.
Meski ada petugas kebersihan dari Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Bima, namun upaya pembersihan belum maksimal. Ditambah lagi kesadaran warga pasar yang masih rendah.
Koordinator kebersihan los ikan di pasar raya Bima, Tasri mengaku banyaknya sampah yang dihasilkan para pedagang setiap hari, tidak sebanding dengan jumlah tenaga kebersihan. Akibatnya, sampah tidak bisa ditanggulangi sepenuhnya. Apalagi, waktu yang tersedia sangat sedikit. “Aktifitas pasar berakhir pukul 14.00 Wita. Kami kekurangan tenaga kerja,” katanya di pasar raya Bima, Rabu (30/9) lalu.
Jumlah tenaga kebersihan di pasar raya Bima mencapai 17 orang, kemudian jumlah itu dibagi masing-masing satu sampai dua orang untuk satu lorong pasar. Khusus pasar ikan di bagian selatan, tenaga kebersihan yang berjumlah dua orang dibantu beberapa tenaga sukarela dari warga setempat. “Walaupun dibantu banyak tenaga, kondisi pasar ikan tidak pernah berubah sejak dahulu,” katanya.
Di situ, sampah seperti plastik dan daun bekas pembungkus ikan berserakan dimana-mana, ditambah lagi becek pada sepanjang jalan. Kondisi itu mengakibatkan para pengunjung tidak nyaman melewati lorong-lorong pasar. Hal itu disebabkan karena saluran pembuangan air bekas penampung ikan tidak ada, persediaan tempat sampah jauh dari jangkauan para pedagang. Pedagang membuang sampah sembarangan.
Oleh karena itu, Tasri menghimbau pemerintah agar menyediakan banyak tempat sampah pada setiap lorang pasar dan secepat mungkin membuat saluran pembuangan yang layak. “Para pedagang ingin dimanjakan dengan memperbanyak tempat sampah, ” ujar Tasri.
Hal yang sama dikatakan Agus, supir truk pengangkut sampah di pasar raya Bima. Katanya, jumlah tenaga pengangkut sampah kurang dari jumlah yang seharusnya. Apalagi, truk pengangkut hanya satu unit yang beroperasi di tempat itu.
Diakuinya, hanya empat orang yang mengangkut sampah di pasar raya Bima, sehingga harus kerja ekstra sampai malam hari.
Biasanya, dalam sehari Agus dan anggotanya mengangkut sampah dua kali antara pukul 14.00-18.00 Wita. Tidak jarang kalau masih ditemukan sampah berserakan. “Sampah sebanyak itu nggak bisa ditanggung truk satu dan empat tenaga pengangkut,” tuturnya. (K03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar